Cara Memilih Konflik Utama dalam Menulis Novel

Cara Memilih Konflik Utama Novel

Konflik utama adalah konflik sentral yang biasanya sekaligus menjadi tema umum cerita novel. Untuk menghasilkan penceritaan yang menarik, seorang penulis juga harus mengetahui cara memilih konflik utama dalam novelnya. Konflik utama yang tepat dengan sendirinya dapat ikut menggerakkan sub konflik lain dalam bangunan keseluruhan cerita.

Nah, apa sebenarnya yang dimaksud dengan konflik utama dan bagaimana pula cara memilihnya dalam menulis novel?

Pengertian Konflik Utama dalam Penulisan Novel

Konflik Utama Novel

Konflik utama terjadi ketika keinginan terbesar karakter atau tokoh cerita berbenturan dengan rintangan internal atau rintangan eksternal untuk mencapainya. Nah, benturan keinginan tokoh utama cerita protagonis dan halangan yang merintanginya inilah yang kemudian memunculkan konflik utama.

Istilah lain yang digunakan selain konflik utama adalah central conflict, namun keduanya bermakna sama. Konflik utama atau konflik tengah ini memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan perjalanan seperti apa yang akan dilakukan oleh tokoh cerita. Konflik ini juga memiliki peran yang sangat signifikan dalam mengembangkan busur karakter cerita.

Jika kamu menulis cerita fiksi romantis yang tokoh utamanya berjuang untuk bisa hidup bersama dengan kekasihnya namun mendapat pertentangan, maka hadirnya pertentangan itulah konflik utama. Sementara upaya tokoh cerita untuk bisa bersatu dengan kekasihnya adalah tujuan utama karakter protagonis.

Jika rintangan ini semakin membesar artinya konflik utama muncul dan telah menjadi pusat cerita. Sebaliknya, ketika konflik menurun dan sudah mendapatkan penyelesaian, maka cerita pun berakhir.

Jadi, secara sederhana dapat disimpulkan bahwa konflik utama adalah permasalahan terbesar yang tokoh protagonis cerita hadapi untuk mewujudkan keinginannya dalam cerita.

Apa Perbedaan Konflik Utama dan Sub Konflik

Selain konflik utama ada pula istilah sub konflik. Nah, apa sebenarnya yang disebut sub konflik tersebut?

Sub konflik adalah konflik turunan dalam cerita. Atau dengan kata lain, sub konflik adalah konflik-konflik lain yang lebih kecil yang mewarnai sebuah cerita dan membuat plotnya menjadi lebih kaya serta menarik.

Kehadiran sub konflik yang tepat akan membuat jalan cerita menjadi jauh lebih memikat untuk pembaca ikuti. Konflik turunan ini bisa terjadi langsung pada tokoh protagonis atau pun terjadi pada tokoh cerita pendukung lainnya. Namun demikian, konflik turunan meskipun tidak secara langsung berhubungan pada protagonis, ia haruslah memiliki dampak terhadap protagonis juga.

Misalkan kamu melanjutkan penulisan kisah romantis dengan konflik utama rintangan yang memisahkan kedua kekasih itu tadi, maka kamu dapat membangun sub konfliknya dengan banyak cara.

Konflik turunan itu misalnya terjadi ketika orang tua tokoh protagonis sakit keras sehingga memaksanya harus menjadi tulang punggung keluarga. Atau misalnya, si kekasih ternyata ditaksir oleh orang lain yang ternyata adalah sahabat tokoh protagonis sendiri. Dan lain sebagainya.

Intinya, sub konflik hadir untuk membuat keseluruhan dunia cerita dalam novel menjadi semakin menarik, semakin kompleks, dan semakin mengaduk-aduk perasaan pembaca.

Jenis-jenis Konflik dalam Penulisan Cerita

Seperti yang sudah kamu tahu, setidaknya ada enam jenis konflik utama dalam penulisan novel yang bisa kamu pilih salah satunya.

Enam jenis konflik tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Konflik tokoh cerita melawan tokoh cerita (karakter versus karakter)
  2. Konflik tokoh cerita melawan alam.
  3. Konflik tokoh cerita melawan masyarakat.
  4. Konflik tokoh cerita melawan kekuatan supranatural/takdir.
  5. Konflik tokoh cerita melawan teknologi.
  6. Konflik tokoh cerita melawan dirinya sendiri.

Konflik dalam hal ini ditentukan oleh asal konflik itu sendiri. Sebagian besar konflik cerita datang dari luar tokoh dan hanya satu konflik (konflik tokoh cerita melawan dirinya sendiri), yang asal konfliknya secara internal.

Mengenai jenis-jenis konflik dalam cerita dan penjelasannya secara lengkap dapat kamu baca dalam artikel ini; 6 Jenis konflik dalam menulis cerita.

Cara Memilih Konflik Utama yang Tepat dalam Menulis Novel

Nah, sekarang saya akan mengajak kamu untuk melihat apa yang bisa kamu lakukan untuk memilih konflik utama dalam novel yang kamu tulis. Ini bukan hanya memilih konflik utama sebagai sentral cerita, namun juga memilih konflik yang benar-benar memiliki korelasi yang kuat dalam keseluruhan dunia cerita.

Memilih konflik utama dalam novel ini nanti akan sangat bergantung pada tema umum apa yang kamu gunakan dalam ceritamu. Nantinya, tema umum inilah yang dapat digunakan untuk memberikan kamu saran apa jenis konflik yang paling ideal untuk menghidupkan keseluruhan dunia dalam novelmu.

Artinya jika misalnya novelmu lebih mengetengahkan cerita petualangan, maka konflik apa yang paling tepat kamu gunakan? Apakah itu konflik karakter melawan karakter? Karakter melawan alam semesta? Karakter melawan takdir? Atau apa?

Konflik utama yang tepat akan membuat tema cerita jauh lebih mudah untuk kamu eksplorasi. Pada sisi yang lain, memilih konflik utama yang ideal juga memberikan kamu kesempatan untuk dapat mengembangkan karakter dengan maksimal.

Lalu apa saja pilihannya?

1. Novel tentang Petualangan Menegangkan – Gunakan Konflik Utama Manusia Melawan Alam

Konflik Utama Novel

Jika kamu menulis novel tentang sebuah petualangan yang mendebarkan, maka konflik utama yang paling cocok untuk jenis cerita seperti itu adalah manusia melawan alam, atau manusia melawan lingkungannya. Dalam konflik jenis ini, tokoh cerita harus berhadapan dengan alam atau lingkungan baru yang tidak bersahabat.

Petualangan apa pun yang akan kamu tulis dalam cerita yang kemudian tokohnya hadir di  lingkungan baru dan lingkungan tersebut membuatnya menemui banyak kesulitan, maka konflik manusia melawan alam adalan konflik utama yang tepat.

Kamu bisa menemukan banyak contoh dalam implementasinya. Misalnya dalam cerita Life of Pi yang tokoh ceritanya terjebak dalam sebuah sampan bersama seekor harimau benggala di tengah laut lepas. Atau dalam Forest, ketika seorang turis terjebak dalam hutan amazon dan bertarung untuk mempertahankan hidupnya di tengah hutan yang ganas.

Ketika tokoh cerita ditempatkan dalam sebuah lingkungan baru yang tidak ramah, lingkungan itu akan segera menjadi tantangan terbesar baginya. Jika kamu menulis cerita seperti ini konflik utama yang paling pas adalah manusia melawan alam.

2. Novel tentang Romantika dan Intrik – Gunakan Konflik Utama Manusia Melawan Manusia

Selanjutnya jika kamu lebih tertarik untuk menulis novel tentang romantisme, manipulasi, intrik atau hal-hal yang berhubungan dengan retorika. Maka konflik utama yang paling ideal untuk kamu gunakan adalah manusia melawan manusia atau karakter melawan karakter.

Novel romantisme dan intrik umumnya menghadirkan cerita tentang pengkhianatan, perselingkuhan, hubungan asmara, problem rumah tangga, dan tipu daya lainnya. Konflik seperti ini eksis baik dalam kehidupan nyata maupun dalam cerita fiksi.

Seperti halnya dalam dunia yang nyata, konflik utama yang paling tepat untuk kamu gunakan untuk jenis cerita seperti ini adalah manusia melawan manusia. Artinya pertarungan yang paling penting sebagai central cerita adalah yang terjadi antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis.

Dalam arti lain, rintangan dan tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh tokoh cerita utama haruslah berasal dari tokoh cerita lain yang menjadi lawannya.

3. Novel tentang Psikologis dan Kecemasan – Gunakan Konflik Manusia melawan Dirinya Sendiri

Konflik Utama Novel

Biasanya tema ini cenderung berat dan hanya beberapa penulis dan pembaca yang siap menerimanya. Ketika cerita yang dituliskan mengangkat tema tentang kegelisahan, kecemasan, keresahan, atau pun gangguan psikologis yang tokoh cerita alami, maka konflik utama yang paling ideal untuk kamu gunakan adalah tokoh cerita melawan dirinya sendiri.

Implementasi konflik jenis ini juga sangat beragam dan dapat kamu sesuaikan sendiri. Traumatik yang parah bisa menyebabkan gangguan psikologis. Kehilangan orang yang dicintai, pengaruh obat-obatan terlarang, kecanduan alkohol, gangguan tidur, dan lain sebagainya, semuanya dapat menjadi pemicu konflik manusia melawan dirinya sendiri.

Novel dengan konflik manusia melawan dirinya sendiri juga sangat relevan jika ingin dikemas dalam novel tema horor, thriller, drama, krisis keimanan, dan misteri. Ada banyak orang di dunia ini yang bertarung dengan sisi buruk dari diri mereka sendiri untuk bisa terus bertahan hidup sepanjang hari.

Nah, jika novel yang ingin kamu ceritakan tersebut adalah hal-hal yang berkenaan dengan keimanan yang krisis, pemikiran yang kusut, emosi yang tidak tidak terkendali, dan kondisi kejiwaan yang mengerikan, maka konflik manusia melawan dirinya adalah pilihan yang ideal sebagai konflik central ceritanya.

4. Novel tentang Kritik Sosial – Gunakan Konflik Utama Manusia melawan Masyarakat

Selanjutnya jika kamu adalah seorang penulis yang peka dengan permasalah sosial dan ingin membahas hal tersebut dalam novelmu. Lantas, konflik utama apa yang bisa kamu gunakan sebagai pusat pergerakan cerita?

Jika cerita dalam novel mengetengahkan tentang problem dalam masyarakat dan penulis ingin mengkritisinya, maka konflik utama yang paling tepat adalah konflik manusia melawan masyarakat. Dalam konflik ini tokoh cerita harus berhadapan dengan kondisi sosial masyarakat untuk bisa mencapai tujuannya.

Masyarakat yang dilawan dalam cerita dengan konflik ini adalah masyarakat yang umumnya dominan. Dominan dalam konteks ini memiliki beberapa pengertian. Bisa masyakarat dominan karena jumlah mereka, karena pemikiran mereka, karena kekuatan  mereka, atau karena kondisi finansial yang mereka miliki.

Kritik dalam penulisan novel dapat menyasar banyak hal. Penulis yang memilih topik ini biasanya adalah penulis yang kritis dan peka terhadap kondisi sosial. Kadang topiknya adalah tentang masyarakat yang cenderung korupsi, kapitalis, kolot, dan lain sebagainya.

Namun intinya, jika kamu bertujuan untuk mengajukan kritik, saran, atau interupsi terhadap kondisi masyarakat tertentu, maka konflik utama yang paling tepat adalah manusia melawan masyarakat. Panduan lengkap menulis konflik manusia melawan masyarakat bisa kamu baca dalam artikel ini.

5. Novel tentang Kejadian Gaib – Gunakan Konflik Utama Manusia melawan Supranatural

Konflik Utama Novel

Nah, jika kamu adalah penulis yang tertarik untuk menulis cerita novel dengan tema tentang hantu, hal gaib, dan lain sebagainya, maka konflik utama yang paling tepat untuk kamu gunakan adalah manusia melawan suprantural.

Kejadian-kejadian yang tidak dapat dijelaskan secara logis dan menentang akal sehat manusia adalah central cerita dalam konflik ini. Hal-hal yang aneh, tidak mungkin, dan bersifat mitos dapat dengan mudah mendapatkan ritmenya jika kamu menggunakan central conflict manusia melawan kekuatan supranatural.

Akan tetapi dalam praktiknya, menulis konflik utama manusia melawan kekuatan supranatural juga memberi kamu pilihan. Pilihan tersebut adalah dengan menempatkan kekuatan supranatural tersebut sebagai apa? Sebagai protagonis ataukah antagonis?

Konflik utama lain yang juga bisa kamu gunakan namun masih bersinggungan dengan hal ini adalah manusia melawan takdir. Dalam konteks ini, elemen manusia harus berhadapan dengan sebuah kekuatan semesta yang seperti didesain sedemikian rupa untuk menggagalkan semua upayanya.

Perbedaannya dengan konflik manusia melawan supranatural adalah; karena takdir bisa jadi tidak memiliki unsur gaib sama sekali. Tidak ada kejadian di luar nalar, namun memang nasib tokoh cerita yang membuatnya terus terbenam dalam konflik.

6. Novel tentang Distopia – Gunakan Konflik Utama Manusia melawan Teknologi

Terakhir jika kamu menulis novel tentang dunia masa depan yang penuh dengan kehancuran misalnya karena perang nuklir, senjata biologi, pandemi, krisis pangan dan lain sebagainya, maka konflik utama yang tepat adalah manusia melawan teknologi.

Manusia melawan teknologi mengeksplorasi manusia melawan teknologi buatannya sendiri. Ini bisa tentang artificial intelligence, tentang robot, makhluk luar angkasa, alien dan lain sebagainya.

Dalam topik cerita yang menggunakan konflik teknologi seperti ini, salah satu titik tolaknya adalah ilmu pengetahuan dan teknologi. Cara menulisnya sendiri bisa kamu baca dalam artikel ini: Panduan menulis konflik cerita manusia melawan teknologi.



A Wan Bong

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 23 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan dan karya saya yang lain dapat dibaca pula pada beberapa tautan berikut;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts