10 Langkah Mudah Cara Menulis Buku tentang Kisah Hidup

Cara Menulis Buku tentang Kisah Hidup

Pada dasarnya setiap orang pasti memiliki sesuatu untuk diceritakan dalam sebuah buku. Akan tetapi, tidak semua orang mengerti bagaimana cara menulis buku tentang kisah hidup dirinya supaya lebih mudah untuk diceritakan kepada orang lain.

Tanpa panduan yang jelas, beberapa kisah hidup kadang hanya terangkai dalam coretan-coretan yang mungkin tidak dapat kamu bagikan kepada orang lain sebagai sebuah buku.

Nah, bagaimanakah sebenarnya cara menulis buku tentang kisah hidup diri sendiri dengan langkah yang paling mudah untuk diterapkan?

Berikut ulasan lengkapnya.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

10 Langkah Mudah Cara Menulis Buku tentang Kisah Hidup

Tidak ada keberuntungan dalam hidup, segala sesuatu terjadi karena suatu alasan. Setiap hal kecil yang Anda lakukan mengarah ke hal yang lebih besar. Dan itulah kisah hidup saya.

George St. Pierre

Apakah kamu memiliki kisah hidup yang menarik untuk diceritakan kepada orang lain?

Cara yang paling elegan untuk mengisahkan hidupmu kepada orang lain tentu saja adalah melalui buku. Buku sejauh ini, telah menjadi media yang paling populer, paling menyentuh, dan paling ideal untuk bercerita kepada manusia.

Akan tetapi ada perbedaan yang cukup signifikan antara menulis umum dengan menulis kisah tentang diri sendiri.

Dalam cara membuat novel sejarah pribadi, kamu tentu saja akan lebih mengenal karakter apa saja yang perlu kamu ceritakan. Namun ini pula yang menjadi tantangannya, karena tidak semua orang memiliki keleluasaan menyampaikan kisah hidup mereka dalam tulisan yang panjang dan detail seperti buku.

Nah, untuk kamu yang merasa memiliki kisah hidup yang menarik dan ingin menuliskannya dalam sebuah buku namun masih bingung bagaimana cara melakukannya, 10 langkah cara membuat novel kisah sendiri berikut ini akan membantumu melakukannya.

Lalu, apa sajakah langkah-langkah tersebut?

Berikut urutannya.

1. Fokus Pada Satu Kenangan yang Paling Penting

Photo Pexels.com

Hal pertama yang paling penting untuk kamu lakukan adalah memfokuskan pikiran dan penulisanmu pada kenangan dalam hidupmu yang kamu anggap paling penting untuk diceritakan. Kenangan inilah yang akan menjadi ruh dalam penulisanmu nantinya. Oleh karena itu, kamu harus bisa menggambarkan kenangan itu menjadi sesuatu yang seakan nyata di mata para pembaca.

Selain berfokus pada satu kenangan utama yang akan menjadi inti cerita yang akan kamu sampaikan, cara membuat novel tentang diri sendiri pada langkah yang pertama ini menuntut kamu untuk menulisnya secara bebas juga.

Maksudnya begini;

Kamu menulis apa pun yang kamu mau, apa pun yang kamu pikirkan dan apa pun yang ingin kamu lakukan ketika kamu mengingat kenangan tersebut. Pada tahap ini, lupakan pengeditan, lupakan ejaan yang benar, lupakan sesuatu yang tabu dan lain sebagainya.

Intinya adalah; kamu berfokus pada satu kenangan paling penting yang akan kamu ceritakan kemudian tulis bebas tentang hal tersebut.

BACA JUGA:

2. Buatlah Outline atau Kerangka Buku

menulis buku tentang kisah hidup
Photo Pexels.com

Langkah kedua yang kamu juga perlu lakukan dalam penulisan novel yang bercerita tentang kisah hidupmu sendiri adalah dengan membuat outline-nya.

Kamu tentu tahu apa itu outline, kan?

Ya, outline adalah garis besar atau kerangka cerita yang akan kamu tulis secara keseluruhan.

Jadi setelah kamu berfokus pada kenangan paling penting dalam hidupmu yang akan kamu bagikan, sekarang kamu dapat menuangkan pemikiranmu tentang buku seperti apa yang kamu inginkan. Atau pada penjelasan yang lebih mudah; bagaimana jalan cerita yang kamu inginkan dalam menyampaikan kisah hidupmu tersebut?

Membuat kerangka penulisan akan membantu kamu dalam menyusun cerita menjadi lebih tepat sasaran. Atau pada kesempatan lain juga membantumu untuk tetap konsisten pada konsep yang tepat selama menulis.

Selain itu dengan menggunakan kerangka, cara menulis cerita pengalaman pribadi yang kamu lakukan juga akan lebih mudah untuk diselesaikan.

3. Tentukan Genre Buku yang Ditulis

Source: Pexels.com

Pada banyak contoh menulis kisah hidup, genre kadang ada pada bagian yang pertama dalam proses penulisan. Itu tentu saja tidak menjadi masalah. Akan tetapi setelah kamu memiliki fokus pada satu kenangan yang akan menjadi inti ceritamu, kamu mungkin akan lebih mudah dalam memilih genrenya.

Dua jenis genre yang paling umum dalam penulisan kisah hidup seseorang adalah memoar dan otobiografi. Nah, kamu bisa memilih dua genre ini kemudian memfokuskan penulisanmu pada salah satu genre yang menjadi pilihanmu.

Oya, apakah sudah tahu perbedaan paling penting antara genre memoar dan otobiografi?

Memoar pada umumnya hanya berfokus pada satu kejadian dalam hidup saja untuk diceritakan. Sementara otobiografi akan menjadi buku yang menceritakan keseluruhan perjalanan hidupmu, dari lahir hingga kamu menuliskannya.

Jadi, dua genre ini bisa kamu jadikan rekomendasi, tergantung sejauh mana kamu akan menuliskan kisah hidupmu di dalam buku.

4. Lakukan Sedikit Riset

menulis buku tentang kisah hidup
Source: Pexels.com

Jika kamu menulis sebuah kenangan dalam hidupmu yang telah terjadi bertahun-tahun yang lalu, maka ada banyak hal yang mungkin saja sudah terlupakan olehmu. Nah, untuk membuat ceritamu menjadi lebih lengkap, kamu juga perlu melakukan riset.

Pada contoh novel kisah nyata tentang hidupmu yang kamu tulis, riset yang dapat kamu lakukan misalnya adalah dengan menanyakan kenangan tersebut kepada orang-orang terdekatmu, atau kepada orang yang memiliki hubungan pula dengan kisah yang akan kamu tulis tersebut.

Semakin banyak riset yang kamu lakukan, semakin luas juga spektrum dan sudut pandang penceritaan yang dapat kamu kembangkan.

BACA JUGA:

5. Tentukan Karakter dalam Cerita

Source: Pexels.com

Pada banyak kesempatan, kenangan tidak dapat terjadi tanpa kehadiran orang lain.

Perjalanan hidupmu yang penuh cerita memungkinkan kamu untuk bertemu dengan banyak orang, dan setiap mereka akan mengguratkan kenangan. Namun, tentu saja tidak semua orang yang ada dalam hidupmu bisa kamu masukkan dalam cerita, kan?

Nah, pada langkah yang kelima cara membuat novel kisah sendiri ini kamu dapat mengidentifikasi, memilih dan menentukan, karakter mana saja yang akan ada dalam ceritamu.

Jadi pada konteks yang lenbih gamblang adalah; kamu menentukan siapa saja orang-orang dalam kenangan yang kamu miliki yang akan dimasukkan dalam novel yang kamu tuliskan.

Ada beberapa tips terkait dengan dengan mengidentifikasi karakter yang dapat kamu lakukan. Berikut tipsnya;

  • Buat list atau daftar orang orang yang akan kamu masukkan menjadi karakter novelmu.
  • Tuliskan gambaran masing-masing karakter tersebut yang meliputi ciri-ciri, usia, latar belakang dan lain sebagainya.
  • Jelaskan pula hubungannya dengan kamu, apakah ia adalah teman, saudara, atau yang lainnya.
  • Jika kamu tidak nyaman dengan mencantumkan nama asli karakter tersebut, maka sebaiknya kamu menggunakan nama samaran yang bisa kamu tentukan sendiri.

6. Tambahkan Spekulasi pada Bagian yang Kamu Tidak Yakin dengan Pasti

menulis buku tentang kisah hidup
Source: Pexels.com

Langkah selanjutnya dalam penulisan buku kisah sendiri adalah dengan memberikan spekulasi pada bagian-bagian yang kamu tidak tahu, kamu tidak yakin dengan pasti, atau kamu tidak memiliki pengetahuan yang banyak tentangnya.

Misalnya begini;

Terus terang, aku tidak tahu pasti mengapa sahabatku itu memutuskan untuk pergi dari rumah orang tuanya. Ia tak bercerita banyak padaku tentang hal itu. Setiap kali aku bertanya mengapa ia pergi begitu saja dari rumah, ia selalu menghindar dan justru menunjukkan rasa tidak sukanya akan hal itu. Mungkin saja hal ini dipicu ketidakpedulian orang tuanya pada kehidupan sahabatku yang telah membuat ia terluka dan merasa dendam.

Nah kamu bisa lihat dalam contoh novel kisah sendiri di atas yang digunakan untuk memberikan spekulasi.

Kata ‘mungkin’ dan sejenisnya dapat kamu gunakan untuk menggambarkan bahwa kamu tidak begitu yakin dengan apa yang kamu coba untuk sampaikan.

7. Tentukan Setting Cerita

menulis buku tentang kisah hidup
Source: Pexels.com

Bagian paling penting dalam penulisan kisah fiksi atau pun non fiksi kadang adalah setting atau tempat dimana cerita tersebut terjadi. Jika kamu menulis cerita tentang dirimu sendiri, maka kamu pun harus melakukan hal ini. Menjelaskan secara detail setting tempat kejadian yang kamu ceritakan akan memberikan imajinasi yang lebih baik kepada pembaca bukumu.

Pada dasarnya semakin lengkap kamu menuliskan deskripsi setting dalam ceritamu itu semakin baik.

Misalkan kisah yang kamu tulis ini terjadi di kota Jogja, maka kamu dapat menambahkan gambarannya dengan banyak hal semisal makanan khas, kondisi kota yang penuh budaya, tata krama Jawa yang kental, hingga bangunan-bangunan yang mencerminkan khasnya kota Jogja.

Namun pada contoh novel kisah hidup yang populer kadang setting juga dapat kamu samarkan untuk menghindari hal-hal tertentu.

Intinya adalah; gambaran setting yang jelas akan lebih menghidupkan cerita yang kamu sampaikan. Dan pada realitasnya, hal ini akan lebih banyak memberi kesan nyata kepada para pembaca.

8. Hidupkan Ceritamu dengan Dialog

Source: Pexels.com

Meskipun cara menulis cerita pengalaman pribadi pada umumnya adalah narasi yang dibangun dari kisah nyata, tapi kamu juga tidak boleh meninggalkan dialog.

Tanpa dialog, tulisanmu meskipun bagus bisa jadi akan membosankan. Apalagi penceritaan dalam buku yang jumlah halamannya banyak, sebuah cerita tanpa dialog benar-benar membuat pembaca terkadang merasa jenuh.

Nah untuk itulah kemudian, kamu juga harus memunculkan dialog dalam kisah yang kamu tulis.

Untuk percakapan yang sudah terjadi bertahun-tahun, kamu mungkin saja tidak akan mampu mengingatnya secara mendetail lagi. Pada kasus ini kamu dapat mengingat inti dari dialog tersebut dan berusaha menghadirkannya dalam bukumu sebaik yang kamu bisa.

9. Persiapkan Dirimu Menghadapi Reaksi dan Penolakan

Source: Pexels.com

Perangkap terbesar dalam hidup kita bukanlah kesuksesan, popularitas atau kekuasaan, tetapi penolakan terhadap diri sendiri.

Henri Nouwen

Menulis buku tentang kisah hidup diri sendiri tidak selamanya tentang hal yang indah dan menyenangkan. Ada kalanya beberapa orang justru terdorong untuk menulis karena pengalaman buruk dan aib yang ia derita. Misalkan pengalaman yang buruk di masa muda, di masa kecil, atau pun sebuah kesalahan yang pernah dilakukan di masa lalu.

Untuk cerita dengan jenis seperti ini, kamu harus bersiap menghadapi reaksi negatif atau bahkan penolakan atas tulisanmu. Karena bisa jadi karakter yang kamu ceritakan di dalam buku, tidak dapat menerima jika kisah kelam dimana ia terlibat didalamnya, diungkit kembali dalam sebuah cerita.

Jika kemudian kamu menerima penolakan semacam ini, maka jangan menyerah.

Buatlah tekad dan keinginanmu kuat dalam menghadapi berbagai reaksi negatif yang mungkin saja akan kamu terima.

10. Bertekad dan Berkomitmenlah untuk Menyelesaikan Buku yang Kamu Tulis

Source: Pexels.com

Langkah terakhir dan yang paling penting dalam menulis kisah hidup diri sendiri menjadi sebuah buku adalah dengan bertekad penuh untuk menyelesaikannya.

Tekad ini harus pula diiringi dengan komitmen dan disiplin. Tanpa hal ini, kisahmu hanya akan menjadi kertas-kertas penuh coretan yang tidak akan terlalu banyak bermakna.

Jadi setelah semua langkah di atas sudah kamu lakukan, sekarang kamu masuk pada bagian inti dari menjadi seorang penulis.

Komitmen tidak hanya ketika kamu berhasil menyelesaikan paragraf pertama atau halaman pertama, namun juga sampai kamu berhasil menyelesaikan buku kisah hidupmu dan menerbitkannya, baik secara mandiri atau pun melalui penerbitan agensi.

BACA JUGA:

Kesimpulan

menulis buku tentang kisah hidup

Nah, sekarang kamu sudah mengerti bagaimana cara menulis buku tentang kisah hidup yang dapat segera kamu praktikkan. Dengan tekad yang kuat, komitmen dan juga konsistensi, kamu pasti mampu melakukannya.

Akan tetapi jika kamu masih merasa kesulitan dalam menulis kisah hidupmu dan membutuhkan bantuan, maka kamu juga mengikuti kelas menulis online di www.penulisgunung.id.

Dengan arahan dan bimbingan yang tepat, InsyaAllah penulisan kisah hidupmu akan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.

Atau, kamu juga bisa langsung menulis kisah hidupmu dengan panduan super lengkap dibawah ini.




A Wan Bong

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 23 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan dan karya saya yang lain dapat dibaca pula pada beberapa tautan berikut;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini:

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:


Related Posts