6 Tips Menulis Novel Sejarah Seperti Hamka dan Pramoedya

Terus terang, saya jatuh cinta pada banyak orang yang menulis novel sejarah.

Para penulis novel sejarah tidak hanya mampu memberikan gambaran yang berbeda mengenai satu peristiwa sejarah yang monumental. Namun, dengan kemampuan menulis yang baik, mereka juga mampu menyampaikan sebuah pesan yang tidak dapat buku sejarah yang biasa berikan. Untuk alasan itu, saya rasa bukan hanya saya yang jatuh cinta pada novel sejarah.

Sebuah novel sejarah yang ditulis dengan sempurna tidak hanya enak untuk dibaca tapi juga memiliki kekuatan super untuk ‘melakukan’ sesuatu. Ambil contoh Max Haveelar karya Multatuli, novel kritikan itu bukan hanya berhasil menarik perhatian masyarakat dunia, namun juga menjadi cikal bakal berakhirnya rezim tanam paksa.

Atau ambil contoh novel Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer, atau Tenggelamnya Kapal Van der Wick karya Hamka. Semuanya memiliki kekuatan yang sangat menarik untuk ditelusuri, kata demi kata. Bahkan hingga saat ini, dua karya monumental itu masih sulit dicari tandingannya.

Nah, kali ini saya akan mengajak kamu untuk menulis novel sejarah beserta strukturnya dengan cara yang paling menarik. Tentu kamu memang bukan Hamka atau Pramoedya Ananta Toer, namun dengan tips ini nanti kamu setidaknya juga bisa menulis novel sejarah dengan kualitas yang menarik dan layak untuk dibaca.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

6 Tips Menulis Novel Sejarah Seperti Hamka dan Pramoedya Ananta Toer

Menulis Novel Sejarah
Photo by Skylar Kang on Pexels.com

Sebagai sebuah karya sastra, penulisan sejarah harus memenuhi empat unsur yang paling penting yaitu; emosi, gaya bahasa, empati dan intuisi. Dengan meleburnya empat hal ini secara simultan dalam penulisan fiksi sejarah, ia akan mampu menciptakan sebuah teks novel sejarah yang memukau.

Nah, sebelum saya mengajak kamu untuk lebih jauh melihat apa saja tips dalam menulis novel fiksi sejarah, mari menyegarkan ingatan kembali mengenai pengertian dari novel sejarah itu sendiri.

Jadi apa sih,  yang maksud novel sejarah itu sebenarnya?

BACA JUGA:

Pengertian Novel Sejarah

Menulis Novel Sejarah
Photo by JJ Jordan on Pexels.com

Novel sejarah dalam arti sederhana adalah sebuah karya sastra yang ceritanya terjadi di masa lalu atau masa lampau. Dalam istilah yang lebih populer, novel sejarah juga disebut sebagai historical fiction atau fiksi sejarah.

Novel sejarah adalah satu jenis karya sastra yang merupakan kombinasi dari tiga hal penting yaitu; peristiwa sejarah sebagai realitas, fiksi sebagai interpretasi dan, sudut pandang penulis sendiri. Meleburnya tiga unsur ini membuat novel sejarah singkat sekali pun menarik untuk dibaca dan diperhatikan.

Novel sejarah ditulis untuk menangkap detail suatu periode sejarah seakurat mungkin. Hal ini bisa saja termasuk dalam karakter atau tokoh sejarah, setting-nya, atau pun even sejarahnya itu sendiri.

Beberapa hal yang paling sering dikombinasikan dalam penulisan novel sejarah atau fiksi sejarah adalah sebagai berikut;

  • Peristiwa sejarahnya asli namun berpadu dengan tokohnya yang fiksi.
  • Tokoh sejarahnya asli namun satu detail peristiwa yang merupakan fiksi
  • Peristiwa dan tokoh sejarahnya adalah asli, namun jalan cerita, konflik, setting dan berbagai unsur pembangun ceritanya adalah rekayasa.

Beberapa Contoh Novel Sejarah di Indonesia

Di Indonesia kamu pastinya sudah tahu ada banyak contoh novel sejarah. Beberapa yang cukup terkenal misalnya adalah;

  • Tenggelamnya Kapal Van Der Wick – Hamka
  • Tetralogi Buru – Pramoedya Ananta Toer
  • Max Havelaar – Multatuli
  • Ronggeng Dukuh Paruk – Ahmad Tohari
  • Gadis Kretek – Ratih Kumala
  • Dan lain sebagainya.

6 Tips Menulis Novel Sejarah

Dengan panjang dan banyak peristiwa sejarah di Indonesia, kamu tentu saja dapat memilih salah satu peristiwa sejarah dan menjadikannya sebagai inspirasi menulis novel. Novel sejarah fiksi Indonesia seperti pada beberapa judul contoh di atas, telah menjadi karya sastra yang monumental untuk dikisahkan.

Nah, jika kamu juga ingin menulis novel dengan memasukkan unsur sejarah di dalamnya, 6 tips berikut ini sangat layak untuk kamu pertimbangkan.

BACA PULA:

1. Pilih Peristiwa Sejarah yang Kamu Minati dan Lakukan Brainstorming

Menulis Novel Sejarah
Photo by Pixabay on Pexels.com

Langkah pertama yang bisa kamu lakukan ketika ingin menulis sebuah novel sejarah apa pun adalah dengan memilih momen sejarahnya sendiri. Setelah kamu menemukan momen sejarah yang menarik untuk kamu tuliskan, kamu dapat melanjutkan pada tahap berikutnya.

Anggaplah misalnya kamu tertarik dengan peristiwa G30 S PKI dan berbagai kemelut yang terjadi pada masa itu. Maka pada langkah yang pertama ini kamu dapat memilih peristiwa pemberontakan berdarah dalam sejarah Indonesia itu sebagai fokus tulisanmu.

Atau misalnya kamu lebih tertarik dengan peristiwa sejarah tentang Perang Diponegoro. Atau peristiwa anjir dimana para pengikut Pangeran Diponegoro menggantikan patok tanah yang dipasang oleh Belanda dan para pendukungnya dengan tombak atau anjir.

Jika ini adalah momen sejarah yang menarik hatimu, maka kamu dapat memfokuskan ceritamu pada kisah itu.

Selanjutnya bagaiamana?

Kemudian yang harus kamu lakukan adalah dengan brainstorming atau mengambil waktu untuk mendapatkan percikan ide.

Teknisnya adalah dengan mengambil waktu secukupnya untuk kamu memikirkan apa saja yang terlintas di benakmu terkait peristiwa sejarah yang sudah kamu pilih sebelumnya. Persenjatai dirimu untuk melakukan proses ini dengan sebuah pulpen dan selembar kertas lalu tuliskan apa saja yang terlintas dalam benakmu.

Brainstorming dalam penulisan novel sejarah ini sama seperti proses free writing dimana kamu menulis bebas apa pun yang terlintas dalam benakmu.

Jika dalam benakmu terbersit adegan film, video di internet, tulisan dalam buku atau apa pun saja yang terkait dengan peristiwa sejarah yang sudah kamu pilih, maka tuliskan semua itu secara bebas dalam brainstorming.

2. Tetapkan Periode Waktu Penulisan Sejarah dan Bagian Fiksinya

Menulis Novel Sejarah
Source: National Geographic Indonesia

Nah, selanjutnya kamu masuk pada langkah kedua untuk mulai memetakan novel sejarah yang akan kamu tuliskan nantinya.

Informasi teknisnya pada langkah yang kedua atau tips yang kedua ini adalah, dengan menetapkan periode waktu penulisan sejarah dan bagian mana yang akan mendapatkan sentuhan fiksi dari imajinasimu sendiri.

Ketika kamu memilih menulis novel sejarah dunia atau Indonesia, ini sudah pasti harus ada unsur fiksinya. Sebagai penulis fiksi, bagian inilah yang akan memberikan kamu kemerdekaan dalam bercerita karena kamu bukan menulis teks sejarah, melainkan karya fiksi sejarah.

Jika sebelumnya kamu memilih peristiwa perang Diponegoro sebagai momen sejarah pilihanmu, maka kamu mulai dapat memetakan bagian yang akan mendapatkan sentuhan fiksinya.

Apakah kamu akan menciptakan satu karakter fiksi yang menyaksikan perang tersebut dan ikut mengiringi langkah sang pangeran pulau Jawa dalam berperang melawan Belanda?

Atau kamu ingin seluruh karakter adalah asli, namun setting-nya adalah rekayasa, jalan ceritanya rekayasa dan berbagai konfliknya yang ada di dalamnya juga fiksi.

Intinya adalah; pilih bagian mana dari momen sejarah itu yang akan kamu berikan sentuhan fiksinya. 

BACA JUGA:

3. Lakukan Riset

Photo by Andrea Piacquadio on Pexels.com

Riset dan penelitian adalah bagian dari kaidah penulisan novel sejarah.

Kamu tidak dapat meninggalkan bagian ini bukan hanya karena berusaha menghindari kritik sejarah. Namun esensi novel sejarah yang paling baik adalah memang yang paling banyak menghadirkan sesuatu yang nyata dan sesuai dengan sejarah.

Riset penulisan novel sejarah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Kamu misalnya bisa membaca buku, mengujungi web novel sejarah, menonton film, mencari dokumen di perpustakaan atau apa saja yang intinya; kamu mengumpulkan sebanyak mungkin informasi mengenai peristiwa sejarah yang akan kamu tuliskan nantinya.

Penulisan fiksi sejarah adalah tentang kemampuan detektif dan kreativitas, pastikan kamu mengupayakan keduanya.

Akan tetapi yang lebih penting adalah; penulisan historical fiction atau fiksi sejarah ini sama seperti penulisan lainnya, hal ini selalu terkait dengan kerja keras, disiplin dan ketekunan.

Melakukan riset atau penelitian adalah bagian dari kerja keras tersebut.

4. Kunjungi Beberapa Tempat dalam Setting Jika Memungkinkan

Photo by Clem Onojeghuo on Pexels.com

Jika memungkinkan, kamu dapat menambahkan riset yang kamu lakukan ini dengan mengunjungi secara langsung lokasi dimana momen sejarah itu berlangsung.

Artinya, jika kamu menulis tentang perang Diponegoro dan peristiwa anjir tombaknya, maka luangkan waktumu untuk datang ke Tegalreja di Magelang dan melihat lokasi insiden itu secara langsung.

Mendatangi langsung lokasi dimana sebuah momen sejarah terjadi akan membuat penulisan yang kamu lakukan menjadi lebih kuat. Detail-detail peristiwa sejarah yang kamu gambarkan dalam novelmu nantinya akan memiliki gambaran yang lebih hidup karena imajinasimu sendiri sudah dilatih melihatnya langsung dalam pengalaman.

Tips yang perlu kamu catat terkait riset dan mengunjungi lokasi tempat terjadinya momen sejarah secara langsung ini adalah dengan memasukkan detail-detail yang mungkin tidak akan terlalu dipikirkan oleh kritikus sejarah.

Jadi, kamu misalnya dapat berfokus pada berapa panjang anjir atau lanjaran bambu yang digunakan pada peristiwa anjir tersebut? Atau apa warna radio ketika rakyat pertamakali mendengar berita tentang meletusnya pemberontakan G30 S PKI?

Dan lain sebagainya.

5. Perhatikan Dialog

Menulis Novel Sejarah
Photo by Lisa on Pexels.com

Jika kamu menulis novel sejarah yang terjadi pada tahun 1800-an atau bahkan tahun 1950-an sekali pun, kamu tentu saja tidak dapat menggambarkan dialog yang terjadi seperti dialog hari ini. Ada sebuah perbedaan dialog dalam setiap periode yang harus kamu perhatikan.

Beberapa penulis kadang tidak memperhatikan hal ini.

Untuk dapat menampilkan gambaran nyata sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu secara sempurna, kamu tidak hanya perlu mengatakannya dan melukiskan setting-nya. Namun lebih daripada itu, kamu juga perlu membangun situasinya menjadi semakin realistis dalam dialog dan percakapan.

Jadi, jika kamu menulis adegan novel sejarah kerajaan Indonesia yang terjadi pada beberapa abad yang lalu, pertimbangkan pula untuk memberikan dialog yang paling mendekati masa-masa tersebut.

BACA PULA:

6. Tambahkan Tokoh Fiksi

Photo by Alex Andrews on Pexels.com

Apa yang paling menarik dan merdeka dari menulis sebuah novel sejarah?

Ya, tentu saja jika kamu menambahkan karakter fiksinya.

Tokoh fiksi yang kamu ciptakan dalam novel sejarah akan memberikan kamu kebebasan dalam bercerita, menggunakan sudut pandang dirinya untuk melihat peristiwa sejarah yang nyata. Dengan cara ini, kamu memiliki kebebasan untuk menyampaikan pandangan-pandanganmu sendiri mengenai peristiwa tersebut secara aman dan bebas.

Kamu bisa menjadikan karakter fiksi ini sebagai tokoh utama cerita, protagonis, tritagonis atau peran apa pun yang kamu mau.

Hal yang pasti adalah, tokoh fiksi dalam penulisan novel sejarah dapat menjadi cara yang paling merdeka bagi penulis untuk menyampaikan gagasan dan imajinasinya mengenai peristiwa sejarah itu sendiri.

Apakah Kamu Siap Menulis Novel Sejarah?

Jika kamu memiliki ide cerita yang menarik untuk dituliskan sebagai novel sejarah, ini adalah waktu yang tepat untuk mewujudkannya menjadi buku yang nyata.

Saya akan membantu kamu menuliskan kisah hidupmu, menetaskan ide dan gagasanmu menjadi sebuah buku. Melalui kelas menulis online www.penulisgunung.id, kamu akan memasuki dunia penulisan profesional dengan cara yang jauh lebih mudah.

Mari bergabung bersama saya di kelas menulis online Penulis Gunung.


Tingkatkan skill menulismu

Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level


Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 15 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau  mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:


Related Posts

18 thoughts on “6 Tips Menulis Novel Sejarah Seperti Hamka dan Pramoedya

Comments are closed.

%d blogger menyukai ini: