Contoh Sudut Pandang Orang Pertama dalam Novel

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama

Ada begitu banyak contoh sudut pandang orang pertama dalam penulisan novel yang sangat menarik untuk dipelajari. Sebagai penulis, kamu tentunya tidak asing dengan penggunaan sudut pandang orang pertama semacam ini, bukan?

Sebagai salah satu sudut pandang dalam penulisan cerita, orang pertama memiliki beberapa keunikan yang mungkin tidak ada pada sudut pandang lainnya. Para pembaca yang masuk dalam cerita melalui sudut pandang orang pertama akan menemukan dunia cerita persis seperti tokoh utama cerita melihatnya.

Lantas, apa saja contoh sudut pandang orang pertama dalam cerita dan bagaimana pula pengertian komprehensifnya?

Yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama dan Pengertiannya dalam Cerita

Contoh sudut pandang orang pertama
Photo by Gaspar Zaldo on Pexels.com

Dalam penulisan cerita fiksi atau non fiksi, sudut pandang adalah satu elemen terpenting. Semakin baik kamu memahami sudut pandang novel atau cerpen sebagai seorang penulis, semakin besar pula peluang kamu untuk merekayasa cerita yang lebih kuat dan menyentuh emosi pembaca.

Sebelum membahas contoh sudut pandang orang pertama pelaku utama dalam sebuah cerita, yuk, refresh kembali pengertianmu mengenai sudut pandang.

Jadi apa sih, sebenarnya sudut pandang dalam cerita itu?

Pengertian Sudut Pandang

Contoh sudut pandang orang pertama
Photo by Taryn Elliott on Pexels.com

Secara umum sudut pandang adalah cara penulis memposisikan dirinya dalam cerita yang ia tuliskan. Di samping sudut pandang orang pertama, kamu pasti sudah mendengar istilah sudut padang orang kedua, orang ketiga dan turunannya, bukan?

Istilah lain yang paling populer dari sudut pandang adalah point of view.

Secara sederhana point of view  atau sudut pandang adalah tentang bagaimana seorang penulis menempatkan posisinya dalam cerita. Sudut pandang berkaitan erat dengan teknik bercerita karena ia menjadi sentral bagaimana sang penulis menghadirkan visi-visi pengarang dari cara pandang karakter yang ia ceritakan.

Dari fungsinya, sudut pandang adalah unsur penceritaan fiksi yang sangat penting dan memiliki peran besar bagi kesuksesan dalam penulisan novel atau cerpen. Seorang penulis hebat sudah seharusnya dapat memilih sudut pandang terbaik yang dapat ia gunakan dalam sebuah penulisan topik cerita.

Jenis-jenis Sudut Pandang Orang Pertama

Contoh sudut pandang orang pertama
Photo by Yura Forrat on Pexels.com

Dalam artikel sebelumnya, Penulis Gunung sudah mengulas dengan lengkap mengenai jenis-jenis sudut pandang dalam cerita. Contoh sudut pandang orang kedua, contoh sudut pandang orang ketiga dan semacamnya dapat kamu temukan dalam artikel tersebut. Tautan artikelnya sendiri dapat kamu lihat disini.

Nah, dalam artikel kali ini, saya akan mengajak kamu untuk berfokus hanya pada sudut pandang orang pertama saja. Jadi, mari sejenak lupakan mengenai sudut pandang lainnya, ya.

Sudut pandang orang pertama sendiri memiliki dua jenis yang paling umum, yaitu;

  1. Sudut pandang orang pertama pelaku tunggal.
  2. Sudut pandang orang pertama pelakujamak.

Dalam penjabarannya nanti, kamu juga bisa melihat bahwa sudut pandang orang pertama pelaku tunggal juga terbagi lagi menjadi dua, yakni;

  1. Sudut pandang orang pertama tunggal dimana penulis menjadi pelaku utama cerita. dan,
  2. Sudut pandang orang pertama tunggal dimana penulis bukan menjadi pelaku utama dalam cerita.

Supaya lebih jelas, mari saya ajak kamu untuk membahasnya satu-persatu.

Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal

Photo by Anthony on Pexels.com

Sudut pandang orang pertama tunggal adalah ketika penulis atau pengarang menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam cerita.

Jadi, penulis dalam hal ini sekaligus bertindak sebagai pelaku dalam cerita yang ia tulis.

Umumnya dalam sudut pandang orang pertama tunggal penulis akan menggunakan narator sebagai “Aku” atau “Saya” sebagai caranya untuk bercerita. Kamu tentunya dapat mengidentifikasi jenis sudut pandang semacam ini dengan mudah, bukan?

Seperti keterangan sebelumnya bahwa sudut pandang orang pertama tunggal sendiri terbagi dalam dua bagian yakni; Penulis sebagai “Aku” tokoh utama, dan penulis sebagai “Aku” bukan tokoh utama.

Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal Sebagai Tokoh Utama dalam Cerita

Photo by Monstera on Pexels.com

Dalam “Aku” sebagai tokoh utama, penulis akan membagikan cerita mengenai dirinya sendiri, aksinya, dan juga kejadian di sekitarnya kepada para pembaca.

Para pembaca novel yang menggunakan sudut pandang orang pertama “Aku” sebagai pelaku cerita, akan menerima uraian cerita berdasarkan apa yang dilihat, didengar, dicium, dirasakan, dan diasumsikan oleh penulis yang bertindak sebagai karakter utama  dan pusat cerita.

Perlu kamu ingat bahwa sudut pandang “Aku” sebagai tokoh utama memiliki batasan-batasan yang harus kamu mengerti. Misalnya point of view  “Aku” sebagai pelaku utama tidak bisa mengungkapkan pikiran dan perasaan karakter lain dalam cerita kecuali hanya dugaan dan perkiraannya semata.

Dalam penulisan yang umum, sudut pandang orang pertama disebut pula sebagai sebagai sudut pandang kesatu. Penceritaan menggunakan sudut pandang ini memiliki keunggulan dan juga kekurangan.

Sebagai karakter utama dalam cerita, kamu dapat benar-benar menyatu menyampaikan keutuhan jalan cerita secara subyektif.

Itu adalah salah satu keunggulan yang menarik.

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Tunggal Sebagai Tokoh Utama

Photo by Anna-Louise on Pexels.com

Entah sudah berapa kali aku menapakkan kakiku di tebing ini. Sejak aku diterima menjadi anggota dari Mapala Cakra Rimba di kampusku, tebing ini adalah tempat favoritku. Dari kampus lokasi tebing ini tidak jauh sementara dari kost ku pun demikian. Bahkan jika sedang semangat berlari di pagi hari, aku bisa menjangkau lokasi tebing ini dalam waktu 3 jam dengan jogging. Melelahkan memang, tapi apa yang dimiliki oleh tebing ini akan membuatku segera melupakan rasa lelahku.

Contoh lain dari sudut pandang “Aku” sebagai tokoh utama ini dapat pula kamu lihat pada sudut pandang novel Ronggeng Dukuh Paruk atau sudut pandang novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.

Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Tunggal Bukan Tokoh Utama

Contoh sudut pandang orang pertama
Photo by Mikhail Nilov on Pexels.com

Dalam sudut pandang novel yang seperti ini, “Aku” akan berperan sebagai saksi, sebagai kekasih, sebagai kawan, atau sebagai seseorang yang memiliki kedekatan dengan tokoh utama protagonis

Jadi, pusat cerita dari karakter utama akan disampaikan kepada pembaca berdasarkan apa yang dirasakan oleh “Aku” yang dapat saja bertindak sebagai temannya, sahabatnya, anaknya, dan lain sebagainya.

Gaya penceritaan semacam ini hampir mirip dengan sudut pandang orang ketiga dalam novel atau cerpen, hanya saja “Aku”  dalam hal ini juga ikut dalam cerita.

Sudut pandang ini juga memiliki keterbatasan dalam mengungkapan pikiran dan isi hati tokoh utama. Segala tindakan dan aksi tokoh utama cerita ditafsirkan berdasarkan pengamatan “Aku” sebagai sudut pandang tersebut.

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Pelaku Sampingan

Sudah tiga kali aku nyaris mati sejak memutuskan untuk mendampinginya. Pertama, ketika sekelompok orang berusaha mencegat kami dengan persenjataan lengkap pada tahun 2007, tidak jauh dari kota Bogor. Kemudian aku juga hampir kehabisan napas ketika mendampinginya ke pedalaman Papua dimana beberapa orang bayaran berusaha menembaki mobil yang kami tumpangi. Dan ketiga hari ini, ketika dua orang yang diidentifikasi sebagai kaki tangan agen Mossad meletupkan hampir sepuluh tembakan ke arah kami. Apa yang aku pelajari dari semua kejadian ini? Aku hanya melihat semangat dan tekadnya justru kian berkobar. Tak pernah berniat untuk mundur sedikit pun.

Selain cerita bebas seperti itu, contoh sudut pandang orang pertama pelaku sampingan bisa pula kamu lihat misalnya dalam sudut pandang novel Dilan 1990 yang berkisah dari sudut pandang Milea.

Atau sebaliknya pada novel Milea, Suara Dari Dilan yang berkisah dari sudut pandang Dilan sendiri.

Sekali lagi jika dilihat dari narasi yang umumnya dibangun, sudut pandang orang pertama baik ia sebagai pelaku utama atau pun ia sebagai pelaku sampingan, selalu diperoleh narasi subyektif yang menarik.

Pada narasi semacam ini kamu dapat betutur semaumu dengan mengatasnamakan karakternya langsung. Hal ini tentu saja misalnya jika kamu bandingkan dengan menggunakan sudut pandang orang ketiga tunggal.

Sudut Pandang Orang Pertama Jamak

Photo by David Morris on Pexels.com

Jenis sudut pandang orang pertama jenis kedua yang juga umum dalam penulisan novel atau cerpen adalah sudut pandang orang pertama jamak.

Dalam sudut pandang ini penulis mewakili beberapa orang sebagai pelaku utama dalam cerita. Kata ganti yang umum penulis gunakan dalam penulisan dengan sudut pandang seperti ini adalah “Kami”.

Nah, “Kami” dalam sudut pandang ini dapat mewakili entitas banyak karakter cerita atau kelompok. Kamu bisa menggunakan “Kami” sebagai perwakilan untuk mengungkapkan kelompok belajar, tim kampus, entitas agama, keyakinan, politik dan lain sebagainya.

Contoh Sudut Pandang Orang Pertama Jamak

Setelah berlalu hampir satu bulan setelah kesepakatan itu, kami sudah tidak tahan lagi. Kesabaran kami sudah habis, sumur-sumur yang biasa kami gunakan untuk menimba air untuk minum dan mencuci sama sekali sudah kering. Atau jika belum kering, airnya dangkal dan keruh, kadang juga memiliki aroma tak sedap. Ini benar-benar mimpi buruk, lima tahun sebelumnya kampung kami baik-baik saja. Kami bahkan biasa mengairi kolam di depan rumah kami dengan air yang melimpah. Namun semuanya berubah setahun belakangan, sejak perusahaan perambah itu menebangi hutan-hutan di atas kampung kami.

Contoh sudut pandang orang pertama dan ketiga adalah contoh yang mungkin paling banyak penulis gunakan sebagai cara untuk menuturkan cerita. Namun sekali lagi, jika kamu ingin lebih bebas menyampaikan subyektifitas pemikiranmu melalui tokoh karakter dalam cerita, maka sudut pandang orang pertama dapat lebih mudah untuk kamu pertimbangkan.



Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 15 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau  mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:


Related Posts