Dalam penulisan novel, cerpen, roman atau karya sastra fiksi apa pun saja, setidaknya ada 6 jenis ending cerita yang paling populer. 6 jenis ending ini dapat dengan mudah kamu temukan dalam banyak karya yang luar biasa, baik oleh penulis tanah air mau pun penulis internasional.
Nah, apa saja 6 jenis ending cerita tersebut dan bagaimana pula cara menuliskannya?
Penulis Gunung akan mengajak kamu untuk membahasnya dalam artikel kali ini.
Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?
Daftar Isi Artikel
6 Jenis Ending Cerita Paling Umum untuk Mengakhiri Novel, Cerpen atau Film

Jika berbicara tentang jenis-jenis ending film, novel atau cerita apa pun, setidaknya ada 10 jenis ending yang umum penulis gunakan. Namun dari sisi popularitasnya, hanya ada enam saja jenis ending yang biasa penulis praktikkan.
Ending adalah satu babak akhir dari cerita dimana penulis menutup kisah yang mereka ceritakan. Sebagai sebuah akhir, ending seharusnya mampu menjawab berbagai persoalan yang ada dalam cerita. Menariknya, dalam praktik ending sendiri tidak demikian.
Beberapa ending mungkin menjawab semua konflik yang ada dengan penyelesaian yang tuntas. Sementara ending yang lain malah sebaliknya. Namun intinya adalah, ending merupakan cara seorang penulis menutup cerita mereka, terlepas dari apa pun teknik dan konsekuensinya.
Beberapa ending yang paling banyak digunakan untuk menutup sebuah cerita sendiri adalah sebagai berikut:
1. Ending Cerita Tuntas atau Resolved Ending

Jenis ending yang pertama dalam penulisan cerita atau film adalah resolved ending atau ending tuntas, ini adalah jenis ending yang bisa kamu temukan dengan sangat mudah dan sangat sederhana.
“Pada akhirnya mereka hidup berbahagia selamanya”
“Pangeran Katak kemudian berubah menjadi manusia setelah mendapat ciuman dari Bawang Putih, kemudian ia mengajak Bawang Putih ke istana dan mereka menikah dan hidup sebagai ratu raja hingga akhir hayat”
Itu adalah dua contoh happy ending dalam cerita yang pastinya seringkali kamu dengar. Di samping menjadi contoh cerita yang berakhir bahagia, dua contoh di atas juga menjadi contoh ending resolved atau ending tuntas.
Jadi, apa sebenarnya maksud ending tuntas tersebut?
Ending tuntas adalah istilah yang saya gunakan secara pribadi. Akan tetapi pengertian dari ending resolved ini adalah dimana akhir cerita mampu menjawab semua konflik yang terjadi dan tidak menyisakan pertanyaan lain di benak pembaca (tuntas).
Namun ingat, ending tuntas atau ending resolved tidak harus happy ending. Pada kondisi tertentu ending tuntas juga bisa dalam bentuk bad ending, sad ending atau tragic ending.
Namun intinya adalah, resolved ending atau ending tuntas tidak menyisakan lagi pertanyaan mengenai kelanjutan cerita, karakter dan plot setelah ending dituliskan.
2. Ending Tidak Tuntas atau Unresolved Ending

“Terus tentang apa, Mas?” jantung Elya berdebar kencang karena penasaran.
“Puncak Selatan yang sebulan lalu didaki Tatras dan Derrick runtuh..”
“Oh…,terus, Mas Sulis?” Elya mengangguk, ia belum bisa menangkap apa sebenarnya maksud mas Sulis, namun ia merasa dadanya seolah mendadak sesak.
“Tatras sedang mendakinya, mbak Elya. Ia sudah tiga hari di sana”
Kali ini ucapan Sulis seolah petir yang tepat menghantam kepala Elya, pandangannya sontak gelap dan pekat, handphone di tangannya terlepas, Elya seketika jatuh pingsan.
“Elya..!”
Telinga Elya masih dapat menangkap teriakan ibunya, teriakan Merlin dan juga Tatiana yang berbarengan. Ia juga masih merasakan bahwa ada beberapa tangan yang berusaha mengangkat tubuhnya. Namun Elya tak dapat melihat apa-apa, dunianya seolah telah berubah menjadi demikian gelap dan pekat.
Merapi Barat Daya – Anton Sujarwo
Saya dengan yakin dapat memberitahukan kepada pembaca blog Penulis Gunung bahwa novel Merapi Barat Daya adalah contoh ending cerita yang berakhir dengan unresolved ending atau ending tak tuntas. Akhir dari cerita ini memang mengakhiri satu konflik utama dalam cerita namun juga membuka konflik lain yang lebih besar.
Selain menggunakan istilah unresolved ending, akhir kisah seperti ini populer juga dengan sebutan cliffhanger ending atau ending yang menggantung.
Praktiknnya adalah ketika cerita berakhir, masih ada pertanyaan dalam benak pembaca mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada karakter, apa yang terjadi selanjutnya pada alur, dan lain sebagainya.
Dengan kata lain, unresolved ending atau ending tak tuntas yang tetap masih menyisakan ketegangan meskipun ceritanya sendiri sudah berakhir.
3. Ending Meluas atau Expanded Ending

Ciri khas utama dari ending jenis ini adalah penggunaan epilog sebagai penutup ceritanya. Jadi, setelah konflik utama berakhir, penulis menambahkan satu bagian kecil yang letakkan pada ujung cerita yang justru membuat cakrawala cerita menjadi lebih luas dan jauh.
Jika kamu menulis sebuah cerita yang memiliki plot rumit dan mungkin tidak mudah dimengerti oleh semua pembaca, menggunakan epilog adalah ending cerita yang bagus untuk dipilih. Dalam epilog kamu dapat membingkai ulang ceritamu untuk menyampaikan pesan terpentingnya kepada pembaca.
Ending meluas sederhananya adalah cara mengakhiri cerita dengan memperluas narasinya sendiri yang pada banyak kesempatan melibatkan lompatan waktu, lompatan perspektif, dan juga sudut pandang penceritaan.
Salah satu keunggulan yang menarik jika kamu menggunakan expanded ending adalah kamu memiliki kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang mungkin saja tidak terjawab dalam cerita utama. Misalnya bagaimana nasib tokoh cerita 10 tahun kemudian dan lain sebagainya.
Contoh menarik yang bisa kamu temukan mengenai expanded ending adalah novel War and Peace karya Leo Tolstoy.
4. Ending Kejutan (Surprise Ending) atau Unexpected Ending

Membuat ending kejutan adalah sebuah tantangan yang serius dalam menulis cerita genre apa pun. Dibutuhkan sebuah kondisi yang alami, original dan natural untuk membuat sebuah akhir kisah yang unexpected karena tanpa kesan natural, ending surprise justru tidak disukai oleh banyak pembaca.
Ending kejutan benar-benar menghadirkan sebuah akhir cerita yang mengejutkan pembaca, yang sama sekali tidak diduga sebelumnya. Ciri ending cerita yang baik dalam konteks surprise ending semacam ini, ia tidak boleh terasa dipaksakan.
Ketika penyelesaian konflik dilakukan dengan pressure yang terlampau dipaksakan, maka daya tarik cerita akan menguap. Memberikan akhir sebuah novel dengan menghadirkan sesuatu yang entah darimana datangnya dan tiba-tiba bisa menyelesaikan segalanya, adalah ide yang tidak bagus.
Jadi, sekali lagi jika kamu ingin memilih ending kejutan dalam ceritamu, lakukan dengan natural.
Contoh yang bagus untuk kategori surprise ending sekaligus juga unresolved ending adalah novel Merapi Barat Daya.
5. Ending Membingungkan atau Ambiguous Ending

Ending membingungkan atau ending ambigu memiliki cara kerja yang mungkin hampir sama dengan cliffhanger ending. Namun pada hakikatnya, substansi dari dua jenis ending ini sangat berlainan.
Akhir menggantung atau ending unresolved adalah akhir sebuah cerita yang meninggalkan pertanyaan di benak pembaca mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya karena ketegangan cerita belum usai. Hal ini bisa dalam hal tokohnya, plotnya atau pun konfliknya.
Sedangkan ending ambigu tidak meninggalkan ketegangan semacam itu melainkan meninggalkan pertanyaan di benak pembaca mengenai akhir cerita yang sebenarnya. Dalam ambigu ending, interpretasi antara satu pembaca dengan pembaca yang lainnya dapat saja berbeda.
Menariknya, ambigu ending juga dianggap sebagai satu-satunya jenis penyelesaian novel yang mengundang pembaca masuk lebih banyak ke dalam cerita untuk menafsirkan akhir dari konfliknya.
Dalam film, ada banyak contoh ending ambigu dan membingungkan semacam ini. Beberapa contoh yang mungkin bisa kamu buktikan misalnya adalah; The Thing (1983), Enemy (2013), Inception (2010), dan Blade Runner (1982).
6. Ending Lingkaran atau Circle Ending

Ini adalah jenis ending yang membawa pembaca ke permulaan cerita kembali. Cerita horor, thriller adalah yang umumnya paling banyak mengadopsi ending semacam ini.
Dalam circle ending atau ending lingkaran, kamu akan melihat bagian-bagian akhir dari kalimat penutup cerita yang mengarahkan kamu sebagai pembaca kepada awal cerita. Dengan kata lain, ending lingkaran akan mengakhiri ceritanya dimana mereka memulai cerita itu sebelumnya. Persis seperti lingkarang.
Contoh yang cukup populer penggunaan circle ending ini adalah serial pembunuh bayaran berjudul Wrong Turn. Dalam film ini kamu dapat melihat bahwa para penjahat selalu menjadi pembuka dan juga penutup film.
BACA JUGA:
Tingkatkan skill menulismu
Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 15 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.
Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.
Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;
Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.
Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:
9 thoughts on “6 Jenis Ending Cerita Paling Populer dalam Penulisan Novel”
Comments are closed.