Membuat Cerita Inspiratif

Ada banyak peluang untuk penulis di zaman yang sudah sangat modern sekarang. Salah satu peluang tersebut adalah membuat cerita inspiratif yang bertujuan sebagai self help, healing, motivasi, dan semacamnya. Konkretnya, kamu bisa mengubah kisah inspiratif tersebut dalam bentuk hard book, ebook, artikel, script film atau yang lainnya.

Ada jutaan orang di Indonesia dan seluruh dunia yang terus berjuang untuk meningkatkan kualitas diri. Ini adalah pasar yang besar dan bernilai tinggi untuk memasarkan cerita inspiratif yang kamu tulis.

Namun sebelum melangkah lebih jauh kesana, mengerti cara menulis cerita inspiratif yang bagus adalah dasarnya.

Nah, untuk itulah artikel ini saya tulis. Untuk membantumu menghasilkan karya inspiratif penuh motivasi yang menggugah.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

9 Langkah Membuat Cerita Inspiratif yang Bagus

Membuat Cerita Inspiratif
Photo by Tirachard Kumtanom on Pexels.com

Tujuan penulisan cerita inspiratif adalah supaya pembaca merasa lebih positif dan penuh dengan harapan, itu poin pertama yang harus kamu sepakati. Lebih jauh cerita inspiratif juga bertujuan supaya orang yang membacanya merasa lebih baik dan lebih optimis untuk mencapai tujuan berupa kesuksesan atau kebahagiaan hidup mereka.

Dalam kisah inspiratif untuk siswa kamu mungkin akan menemukan bahwa tujuan utama penulisannya supaya para siswa lebih semangat dalam belajar. Di samping itu, cerita inspiratif yang bagus akan membantu pelajar untuk lebih optimis mengejar cita-cita mereka.

Meskipun secara umum tujuan penulisan kisah inspiratif kurang lebih sama, namun menulisnya tidak bisa demikian.

Supaya lebih sederhana, kamu bisa mengikuti 9 langkah berikut untuk membuat cerita inspiratifmu benar-benar menggugah pembaca.

1. Tentukan Target Pembacamu

Antara cerita inspiratif untuk pengusaha, untuk siswa, untuk masyarakat umum, untuk individu, atau pun untuk organisasi, tentu saja tidak bisa disamaratakan. Segmentasi pembaca menentukan pula penulisan yang tepat untuk mereka. Nah, sebagai penulis kamu harus memahami hal tersebut.

Jika pembacamu adalah korporasi, perusahaan, atau semacam kelompok, maka kamu sebaiknya juga mendesain satu cerita yang sesuai dengan apa yang ada dalam dunia mereka.

Begitu pula misalnya jika fokus pembacamu adalah individu atau perseorangan, maka kamu juga harus menuliskan cerita inspiratif yang tepat untuk mereka.

Setelah kamu menentukan siapa sebenarnya yang akan menjadi fokus pembacamu, maka kamu dapat langsung masuk pada langkah menulis cerita inspiratif yang kedua yaitu dengan mengidentifikasikan masalah mereka.

2. Identifikasi Tema Masalah Pembacamu

Membuat Cerita Inspiratif
Photo by Inzmam Khan on Pexels.com

Secara umum cerita inspiratif perjuangan memiliki titik tolak yang sama.

Baik untuk pembaca kelompok atau pun untuk pembaca individu, permasalahan yang umum dihadapi adalah titik tolak yang dapat digunakan sebagai dasar penulisan cerita.

Secara umum kamu dapat memilah beberapa problem di bawah ini untuk untuk menentukan mana permasalahan yang akan kamu angkat sebagai fokus titik tolak cerita inspiratif.

  • Perjalanan Hidup: Lulusan SMA (Sekolah Menengah), kehidupan di kampus, kehidupan setelah lulus dan menjadi sarjana, krisis usia 25 tahunan, fase dewasa muda (30 tahun– 40 tahun), kehidupan percintaan, kehidupan pernikahan, krisis paruh baya, pengasuhan anak, masa pensiun, dan masa tua.
  • Permasalahan Batin: Trauma, depresi, kegagalan, kecemasan dan stres.
  • Masalah Umum: Pola pikir negatif, pengangguran, pandangan sinis tentang hidup, karir dan masalah kelompok.
  • Aspirasi: Keinginan menjadi sukses secara finansial, emosional, intelektual, spiritual, hubungan, karier, dan organisasi.
  • Kondisi Mental atau Emosional: Perhatian, kebahagiaan, keberanian, kesuksesan, kasih sayang, harapan dan juga cinta.

Nah, silahkan kamu pilih salah satu dari problem di atas untuk kamu fokuskan penulisan kisah inspiratifmu. Misalnya kamu ingin mengangkat masalah umum yang berkonsentrasi pada pandangan sinis tentang hidup.

Maka kamu dapat menitikberatkan penceritaan penuh inspirasimu untuk tujuan tersebut.

3. Tentukan Tema Penulisan Cerita Inspiratif (Genre)

Membuat Cerita Inspiratif
Photo by Alina Vilchenko on Pexels.com

Dalam penulisan cerita inspiratif, setidaknya ada lima sub genre utama yang bisa kamu pilih sebagai fokus penulisan.

5 sub genre penulisan cerita inspiratif tersebut adalah sebagai berikut;

  • Kebahagiaan
  • Kesuksesan
  • Inspirasi Umum
  • Self Respect (Menghargai Diri Sendiri), dan
  • Memory Improvement

Ada banyak judul cerita inspiratif yang lahir dari sub genre ini. Namun, beberapa yang paling populer di dunia pada umumnya tidak akan jauh dari membahas beberapa topik di bawah ini;

  • Mempertahankan keimanan
  • Menjadi diri sendiri
  • Produktifitas
  • Membentuk dan mengubah kebiasaan
  • Motivasi
  • Harapan dan cinta
  • Sikap positif
  • Kasih sayang, dan
  • Perhatian

Nah, dari beberapa sun genre paling populer di atas, kamu bisa memilih salah satu yang paling sesuai dengan dunia pembacamu nantinya.

Namun yang tidak kalah penting adalah dengan menyelaraskan pula sikap internal diri kamu untuk menjadi lebih positif, optimis dan berorientasi kebaikan. Dan hal ini mungkin akan sangat menantang untuk kamu lakukan.

4. Latih Dirimu untuk Menulis Cerita Inspiratif Singkat

Photo by Ihsan Adityawarman on Pexels.com

Selanjutnya kamu perlu melatih untuk terbiasa menulis cerita inspiratif supaya hasilnya menjadi lebih baik dan kamu terbiasa melakukannya.

Rumus untuk menjadi semakin baik dalam menulis cerita inspiratif sama dengan menulis jenis tulisan lainnya yakni, dengan semakin banyak kamu berlatih maka akan semakin baik kamu melakukannya.

Jadi, itu yang harus kamu lakukan; melatih diri kamu untuk terbiasa menulis cerita inspiratif singkat lebih dulu. Sebagai referensi, kamu bisa melihat contoh inspiratif singkat beserta strukturnya pada artikel ini.

Cara terbaik lain untuk semakin baik dalam menulis cerita inspiratif adalah dengan membaca karya inspiratif orang lain.

Nah, kamu dapat memperhatikan bagaimana mereka mengolah kata, menampilkan karakter, menyemangati dan kemudian menghidupkan rasa optimisme bagi pembaca. Kamu dapat menganalisa hal tersebut dan menemukan cara yang lebih tepat untuk kamu gunakan.

5. Tumbuhkan Empati Sebelum Menulis

Membuat Cerita Inspiratif
Photo by Andrea Piacquadio on Pexels.com

Untuk dapat menuliskan sesuatu yang menginspirasi orang lain, kamu perlu menumbuhkan rasa empati terlebih dahulu terhadap apa yang mungkin pembacamu rasakan.

Pada saat kamu menulis tentang usia paruh baya misalnya, kamu dapat berempati dengan apa yang orang-orang pada rentang usia tersebut alami. Kesehatan yang mulai menurun, terpisah dengan anak-anak yang mungkin merantau dan lain sebagainya.

Atau jika kamu menulis tentang kesuksesan misalnya, maka kamu juga harus memperbesar porsi empatimu pada apa yang orang-orang belum sukses telah alami. Selami itu, pahami itu dan tempatkan dirimu seakan-akan kamu ada di dunia mereka.

Dan ini tidak akan semudah kelihatannya, apalagi untuk kamu yang sudah sangat terbiasa menulis dan memiliki wawasan yang luas.

Namun ini memang nasihat terbaiknya. Hanya cerita inspiratif yang berempati pada dunia pembaca-lah yang akan menarik hati mereka. Pada umumnya, cerita yang seperti itu pula yang akan membantu mereka untuk merasa lebih baik.

6. Buat Tokoh dan Ide Cerita yang Relevan

Photo by James Frid on Pexels.com

Tidak semua kisah inspiratif harus layaknya seminar motivasi yang berisi seperti tutorial atau panduan semata. Kadang-kadang inspirasi yang paling ampuh datang dari hal yang paling sederhana yaitu cerita, anekdot atau dongeng.

Ya, dongeng. Manusia adalah makhluk pendongeng, kita belajar lebih baik dari sebuah cerita.

Nah, jika kemudian kamu membuat cerita inspiratif berbentuk dongeng, anekdot atau rekaan yang lain, maka pastikan kamu menggunakan tokoh cerita yang relevan dengan kehidupan pembaca. Atau setidaknya dekat dengan emosi dan cara mereka memahaminya.

Contohnya bagaimana?

Misalkan kamu menulis 10 cerita inspiratif berbentuk anekdot, maka kamu bisa membuat karakter protagonis yang dekat dengan pembaca. Tambahkan berbagi faktor kebaikan yang mencirikan tokoh protagonis benar-benar ada dalam diri pembaca.

7. Tuliskan Permasalahan Secara Positif

Photo by Binti Malu on Pexels.com

Pada umumnya setiap kisah inspiratif berawal dari satu permasalahan yang ingin dipecahkan. Sebuah cerita inspiratif akan lebih banyak bertutur tentang perjuangan keluar dari permasalahan tersebut dan mencapai tujuan yang diinginkan.

Cerita inspiratif kesuksesan ditulis untuk orang-orang yang berjuang meraih kesuksesan, dan masalah mereka adalah belum sukses. Kisah inspiratif tentang pernikahan ditulis untuk pembaca yang berjuang mencapai rumah tangga bahagia, masalahnya adalah rumah tangga mereka mungkin belum tiba pada standar bahagia yang mereka syaratkan.

Ketika bercerita tentang masalah-masalah seperti ini, seorang penulis seringkali larut dalam alur yang gelap.

Sayangnya, alur yang gelap dan kelam tidak bagus untuk buku inspiratif.

Sepekat apa pun permasalahan dan perjuangan yang dilakukan, ia harus digambarkan secara positif.

Jadi, sarannya adalah; ketika kamu menulis tentang masalah dan perjuangan tersebut, narasikan dengan cara yang positif dan optimis.

8. Berikan Harapan

Membuat Cerita Inspiratif
Photo by Yelena Odintsova on Pexels.com

Meskipun ada ungkapan yang mengatakan bahwa harapanmu bisa membunuhmu, tapi dalam membuat sebuah cerita inspiratif, memberikan harapan adalah keharusan.

Pada banyak cerita inspiratif terbaik, mereka memberikan setidaknya tiga hal bagi pembaca yaitu; pemahaman, kedamaian dan harapan. Harapan adalah sesuatu yang memiliki kekuatan tranformasi yang mengubah rasa putus asa menjadi energi.

Manusia bisa kehilangan apa pun dan tetap bertahan, namun manusia tidak bisa kehilangan harapan.

Untuk itu sebuah cerita inspiratif yang bagus akan selalu menyuguhkan harapan untuk para pembacanya.

Jadi, pastikan kamu melakukannya pula.

9. Akhiri Dengan Tips

Membuat Cerita Inspiratif
Photo by cottonbro on Pexels.com

Cara terbaik untuk mengakhiri buku inspiratif yang kamu tulis adalah dengan memberikan tips, rekomendasi, hasil studi kasus, dan yang lebih baik lagi; pengalaman pribadi kamu sendiri. Hal ini dimaksudkan supaya pembaca dapat langsung mengambil tindakan ketika harapan sedang berbunga dalam hati mereka.

Namun, jika kamu bukan seorang psikolog berlisensi, hindari memberikan saran profesional yang teknis.

Memberikan tips umum, rekomendasi atau berdasar pengalaman pribadi akan memberikan satu energi pada pembaca untuk langsung mengerahkan optimisme dan harapan mereka pada tujuan yang kamu harapkan.

Namun yang paling penting, tips pada akhir sebuah cerita inspiratif akan memudahkan pembaca untuk masuk dalam dunia harapan mereka yang sesungguhnya.

BACA JUGA:

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah, cerita inspiratif adalah peluang yang menarik untuk ditekuni seorang penulis. Kamu bisa bekerjasama bersama motivator, trainer, terapis, profesional atau mempromosikan sendiri karya inspiratifmu melalui ebook, blog atau artikel di media yang lain.

Untuk memulainya, kamu bisa mempraktikkan cara membuat cerita inspiratif seperti yang sudah diuraikan diatas.

Jadi, selamat menulis, ya.



Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 17 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau  mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts