6 Jenis Konflik Dalam Cerita dan Cara Membuatnya

Jenis Konflik Dalam Cerita

Setidaknya ada 6 jenis konflik dalam cerita yang paling umum. Kamu bisa menulis pertarungan yang sengit seperti apa pun dalam penulisan novel yang kamu kerjakan, namun ia tidak akan pernah keluar dari enam jenis konflik berikut ini.

Nah, apa sajakah jenis konflik dalam sastra tersebut?

Pengertian dan Jenis Konflik Dalam Cerita

Jenis Konflik Dalam Cerita
Photo by Gratisography on Pexels.com

Dalam sastra, konflik adalah perangkat sastra yang ciri khasnya adalah adanya perjuangan, pertarungan, perselisihan antara dua kekuatan yang berlawanan.

Konflik memberikan ketegangan penting dalam cerita apa pun dan berguna untuk mendorong plot tetap maju ke depan. Pada banyak cerita, penulis menggunakan konflik untuk mengungkapkan makna yang lebih dalam sebuah narasi sambil menyoroti motivasi, nilai, dan kelemahan karakter.

Konflik adalah sesuatu yang sangat penting dalam penulisan karya sastra naratif seperti cerpen, novel, drama dan lain sebagainya. Tanpa konflik karakter tidak bisa berkembang. Tanpa konflik, sebuah cerita akan sangat membosankan.

6 Jenis Konflik dalam Penulisan Cerita

Pada hakikatnya, semua konflik dalam penulisan karya sastra jenis apa pun hanya terbagi dalam dua kategori saja yakni: konflik internal dan konflikeksternal.

  • Konflik Internal; Adalah ketika seorang karakter berjuang dengan keinginan atau keyakinannya yang berlawanan. Konflik terjadi di dalam diri tokoh cerita protagonis, dan itu mendorong perkembangan mereka sebagai karakter.
  • Konflik eksternal: Adalah konflik yang datang dari sesuatu atau seseorang di luar kendali mereka, atau di luar lingkaran diri tokoh cerita sendiri. Ini bisa saja tokoh cerita lain, kekuatan alam, masyarakat dan lain sebagainya. Kekuatan eksternal menghalangi motivasi tokoh protagonis dan menciptakan ketegangan saat karakter mencoba mencapai tujuannya.

Menentukan konflik internal dan eksternal sangat penting untuk menghasilkan cerita yang bagus. Nah sebagai penjabarannya, berikut 6 jenis konflik dalam cerita yang bisa kamu adaptasikan dalam novel atau cerpen yang kamu tuliskan.

1. Tokoh Cerita versus Dirinya Sendiri

Jenis Konflik Dalam Cerita
Photo by Elīna Arāja on Pexels.com

Ini adalah konflik internal. Artinya pertentangan yang karakter hadapi berasal dari dalam diri ia sendiri.

Dalam konflik ini, tokoh cerita berjuang untuk membedakan apa pilihan moral yang benar dan harus ia ikuti. Dalam kesempatan yang sama, tokoh cerita dalam konflik melawan diri sendiri seperti ini juga mengharuskannya untuk bertarung dengan berbagai pilihan yang ia miliki.

Ada juga cerita dengan contoh konflik novel menggunakan tema perjuangan kesehatan mental. Kamu pasti sudah sangat familiar dengan cerita atau film yang tokoh ceritanya berjuang melawan penyakit kepribadian ganda, depresi, trauma berat, dan lain sebagainya. Dalam film Indonesia, kita sering menemukan tokoh cerita melawan amnesia untuk mewakili konflik ini.

Selain konflik tokoh cerita versus diri ia sendiri, semua jenis konflik lain bersifat eksternal. Ini adalah satu-satunya jenis konflik dalam cerita yang bersifat internal.

Contoh konflik tokoh cerita melawan dirinya sendiri: MMA Trail

2. Tokoh versus Tokoh Cerita Lain

Nah, ini adalah contoh konflik dalam cerita fiksi yang sangat umum penulis gunakan.

Dalam konflik tokoh cerita melawan tokoh cerita, kebutuhan atau keinginan satu karakter protagonis akan penulis buat bertentangan dengan kebutuhan atau keinginan karakter antagonis.

Dalam bahasa yang lebih mudah, konflik karakter melawan karakter adalah pertarungan tinju langsung atau perkelahian model konflik adu banteng. Artinya dalam konflik ini kamu sebagai penulis akan mempertemukan dan mengadu antara tokoh antagonis dan tokoh protagonis untuk memenuhi konflik cerita.

Contoh konflik cerita tokoh melawan tokoh: Game of Thrones, The Lord of the Rings

3. Konflik Tokoh Cerita versus Alam

cracked dry ground in desert area
Photo by Julia Volk on Pexels.com

Dalam konflik tokoh cerita melawan alam, karakter adalah satu entitas dalam oposisi terhadap alam. Ini bisa berarti bahwa tokoh cerita akan berjuang untuk melawan kekuatan alam seperti cuaca, hutan belantara, atau bencana alam.

Contoh konflik cerita yang menarik untuk mewakili jenis konflik ini dapat kamu lihat dalam The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.

Dalam cerita ini sang karakter utama (protagonis) yang bernama Santiago akhirnya berhasil menangkap seekor ikan setelah berbulan-bulan mengalami nasib buruk. Suatu ketika Santiago harus melawan hiu yang mencoba mencuri beberapa ikan tangkapannya. Namun bagaimana pun juga, akhirnya hiu-hiu itu memakan ikan tangkapan tersebut dan meninggalkan Santiago dalam kesengsaraan.

Inilah inti dari konflik manusia melawan alam; bahwa manusia akan selalu bergumul dengan emosi manusia, sementara alam terus bergerak tanpa terpengaruh.

Contoh konflik cerita melawan alam: Jungle, Alive

4. Tokoh Cerita versus Kekuatan Supranatural

Jenis konflik dalam cerita selanjutnya adalah tokoh ceriya melawan kekuatan supernatural yang dapat menjelma berbagai hal dalam implementasinya.

Mengadu tokoh cerita melawan fenomena supernatural seperti hantu, dewa, atau monster meningkatkan risiko konflik dengan menciptakan areal permaian yang tidak setara.

Ciri khas utama jenis konflik pertarungan antara tokoh protagonis melawan kekuataan supranatural adalah adanya sumberdaya yang sangat tidak sebanding. Kamu dapat melihat konflik dalam cerita Timun Emas misalnya, bagaimana seorang gadis cantik melawan raksasa yang jahat.

Contoh konflik tokoh cerita melawan kekuatan supranatural: Timun Mas, The Hobbit; Desolation of the Smaug

5. Tokoh Cerita versus Teknologi

Jenis Konflik Dalam Cerita
Photo by ThisIsEngineering on Pexels.com

Dalam konflik ini, penulis membuat tokoh cerita memiliki pandangan, kebutuhan atau kepentingan yang bertentangan dengan beberapa jenis teknologi.

Jadi, ketika kamu memilih menulis dengan mengaplikasikan konflik ini sebagai konflik sentralnya, kamu harus dapat menemukan satu karakter yang memiliki tujuan kekuatan menentang teknologi.

Misalkan begini;

Kamu membuat tokoh cerita yang bersikeras untuk mempertahankan cara membajak tanah menggunakan alat tradisional daripada bandingkan traktor. Nah, dalam pertentangan ini (antara tokoh cerita dan teknologi traktor) harus adalah alasan yang kuat.

Kamu bisa membuat alasan misalnya karena tokoh meyakini bahwa traktor ternyata merusak tanah jangka panjang, menimbulkan polusi suara, atau justru merusak mata pencaharian tokoh cerita sendiri.

6. Tokoh Cerita versus Masyarakat

Jenis konflik dalam cerita yang terakhir adalah konflik tokoh cerita melawan masyarakat. Ini  adalah konflik eksternal yang terjadi dalam karya sastra ketika protagonis penulis tempatkan dalam oposisi dengan masyarakat, pemerintah, atau semacam tradisi budaya atau norma masyarakat.

Dalam tindakannya ini, tokoh cerita bisa saja termotivasi dengan berbagai alasan.

Alasan ini misalnya adalah kebutuhan untuk bertahan hidup, perasaan moral tentang benar dan salah, atau keinginan untuk hidup bahagia, bebas, adil, atau bisa juga karena motivasi cinta.

Salah satu contoh konflik individu melawan masyarakat yang cukup terkenal legenda Robin Hood. Seorang perampok yang merampok masyarakat kaya untuk dibagikan kepada masyarakat miskin.

Cara Membuat Konflik dalam Cerita

Jenis Konflik Dalam Cerita
Photo by Todoran Bogdan on Pexels.com

Untuk menciptakan konflik bagi protagonismu, kamu memerlukan kekuatan antagonis yang berusaha keras melawannya. Dalam penulisan fiksi yang umum lintas genre, antagonis biasanya adalah penjahat utama yang menjadi pusat kekuatan melawan protagonis.  

Meskipun demikian, antagonis tidak harus berbentuk orang atau manusia juga. Seperti yang sudah kamu lihat pada berbagai jenis konflik dalam uraian diatas, antagonis bisa menjadi elemen oposisi apa pun yang menghalangi keinginan utama tokoh cerita dalam novelmu.

Untuk membuat konflik dalam penulisan cerita, beberapa prinsip dasar tentang antagonis berikut dapat membantu kamu melakukannya dengan baik.

  • Semakin kuat kekuatan yang elemen antagonis miliki maka tokoh cerita utama protagonis akan semakin berkembang.
  • Bagaimana pun kreatifnya kamu menciptakan konflik dalam cerita, konflik tetap harus relevan dengan keinginan utama protagonis.
  • Elemen antagonis harus meningkat seiring waktu. Artinya tensi cerita akan semakin meningkat seiring meningkatnya kekuatan antagonis dan tekanannya terhadap tokoh utama protagonis.

BACA JUGA:


Tingkatkan skill menulismu

Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level


ghost writer terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts

%d blogger menyukai ini: