Dalam artikel berikut ini ada 15 penyebab writer’s block paling umum yang dapat menghambat kemajuan seorang penulis. Selain menguraikan penyebabnya, artikel ini juga akan mencoba memberikan kamu beberapa saran penting untuk bisa mengatasinya.
Jadi, apa saja yang menyebabkan seseorang terjebak dalam writer’s block atau kebuntuan dalam menulis?
1. Penyebab Writer’s Block yang Pertama: Ragu dengan Ide yang Kamu Miliki

Kamu tidak tahu apa proyekmu selanjutnya, atau bab berikutnya, atau langkah karaktermu selanjutnya. Dalam kondisi ini, kamu seakan-akan berputar-putar mencoba mencari tahu apa yang harus kamu lakukan dan bagaimana melakukannya.
Permasalahan yang bisa kamu identifikasi dalam hal ini adalah; Kamu ragu dengan ide yang kamu miliki, atau kamu merasa tidak memiliki ide sama sekali. Atau idemu terasa terlalu miskin untuk kamu uraikan dalam tulisan.
Cara Mengatasinya?
Keragu-raguan adalah ketakutan yang terselubung. Dan ini tidak hanya ada dalam dunia tulis menulis.
Hal pertama yang harus kamu lakukan adalah menerima bahwa kamu tidak selamanya bisa menulis sesuatu yang istimewa, hebat, berbeda dan spesial. Pada umumnya, ketiadaan ide ini berawal dari keinginanmu untuk memberikan sesuatu yang luar biasa dalam obyek penulisanmu.
Tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi masalah ini adalah membuat daftar ide terburuk yang kamu miliki dengan brainstorming.
Jadi panduannya, coba ambil selembar kertas dan pulpen kemudian buat daftar “10 idemu yang paling buruk”. Jika itu sudah selesai, buat daftar lagi dengan judul misalnya; “10 idemu yang paling payah, mengerikan dan tidak menarik”.
Intinya adalah biarkan idemu yang ragu-ragu itu keluar semuanya dalam brainstorming ini. Jangan coba-coba mengedit ide tersebut saat selesai menuliskannya. Betapapun buruknya, biarkan saja apa adanya. Jika itu sudah selesai, maka diamkan satu atau dua pekan.
Pada pekan selanjutnya coba lihat lagi ide yang sudah kamu tulis tersebut. Pada banyak kasus, ide-ide buruk justru adalah ‘sesuatu’ yang sebenarnya bernilai untuk kamu ubah menjadi karya.
2. Penyebab Writer’r Block Kedua: Terlalu Banyak Ide
Kamu memiliki begitu banyak ide untuk kamu tuliskan. Akibatnya kamu bingung harus memilih ide yang mana dan darimana menuliskannya.
Cara Mengatasinya?
Untuk mendapatkan ide mana yang harus kamu eksekusi lebih dulu, coba praktikkan prinsip dalam sistem operasi gawat darurat. Bahwa yang paling parah harus mendapat prioritas, sementara yang tidak begitu parah bisa menunggu terlebih dulu.
Nah, sebagai bidan dari pekerjaan kamu sendiri, kamu pun harus dapat memilih mana dari semua ide-ide kamu yang paling penting untuk kamu tuliskan lebih dulu.
Tips mudahnya adalah; tuliskan semua idemu yang benar-benar membuat kamu bimbang. Kemudian saat melihat daftar tersebut tanyakan pada diri kamu sendiri:
- Ide mana yang bisa menunggu tanpa membuat kamu kehilangan intensitasnya?
- Ide mana yang terasa paling mendesak dan harus kamu kerjakan sesegera mungkin?
- Jika kamu harus memilih hanya dua dari ide semua idemu, mana yang akan kamu pilih? Bisakah kamu mengerjakannya secara bersamaan?
3. Penyebab Writer’s Block Ketiga: Memiliki Banyak Tanggung Jawab untuk Kamu Kerjakan

Kamu mungkin sangat ingin menyelesaikan tulisanmu, tapi kamu juga memiliki tanggung jawab keluarga, waktu yang terbatas, atau sumber daya yang terbatas. Selain itu, kamu mungkin juga ingin waktu luang, berlibur, memancing, atau bahkan sekedar membaca buku.
Cara Mengatasinya?
Sangat mudah bagi manusia untuk membuat perbandingan-perbandingan yang rancu.
Manusia kadang terjebak dalam pilihan hitam putih, bahwa jika ingin menulis ia tidak bisa melakukan hal lain.Atau dalam kondisi yang lebih umum, jika ia ingin menyelesaikan pekerjaannya yang lain, maka ia harus melupakan tulisannya.
Sebenarnya ini adalah konsep berpikir yang tidak tepat. Pada banyak situasi, kamu tidak perlu membatalkan sesuatu hanya karena harus melakukan sesuatu yang lain. Akan selalu ada kata mungkin untuk setiap keadaan yang kamu hadapi.
Jika misalnya kamu ingin menulis tapi kamu juga ingin berlibur, coba ajukan pertanyaan pada diri kamu sendiri; mungkinkan kamu menulis di sela-sela liburanmu?. Atau jika kamu harus memilih antara menyelesaikan pekerjaan rutin sebagai anggota keluarga dengan menulis, maka ajukan pertanyaan yang senada; apakah mungkin kamu menulis dengan melakukan sedikit berimprovisasi terhadap waktu yang selama ini kamu miliki?
Intinya adalah; akan selalu ada kemungkinan untuk kamu lihat. Apapun tanggung jawab, tugas dan kewajiban yang kamu harus tunaikan, menulis akan selalu ada waktu untuk kamu lakukan.
4. Penyebab Writer’s Block Keempat: Kamu Tidak Tahu Harus Memulai Darimana
Kamu ingin menulis buku, artikel, novel, cerita pendek kemudian menerbitkannya, tetapi kamu tidak tahu bagaimana memulainya.
Cara Mengatasinya?
Saran yang paling mudah dan cepat untuk permasalahan ini adalah dengan menghubungi orang yang tepat. Kamu bisa menemui seorang penulis profesional, pelatih kelas menulis atau orang yang memiliki pengalaman terhadap apa yang kamu hadapi.
Dengan meminta bantuan pada profesional, kamu akan lebih mudah menemukan jalan keluar dari permasalahanmu. Orang-orang yang sudah pernah melalui apa yang kamu alami saat ini, akan mampu memberikan saran yang bisa memberikan kamu pencerahan.
Jika kamu misalnya ingin menulis buku autobiografi dan tidak tahu harus mulai darimana, maka kamu bisa bertanya kepada banyak tempat.
Kamu bisa menulis pertanyaan itu di internet dan mendapatkan jawaban dari blog, channel youtube hingga postingan media sosial. Namun untuk memastikan arah yang kamu harapkan bisa lebih jelas lagi, maka hubungilah seseorang yang bisa membantumu.
5. Penyebab Writer’s Blog Kelima: Kamu Takut Menulis Apa yang Harus Kamu Tulis

Salah satu penyebab writer’s block yang berat adalah rasa takut yang kamu miliki sendiri dan kamu tidak ingin menghadapi rasa takut tersebut.
Kamu takut dengan apa yang mungkin orang lain akan pikirkan tentangmu. Kamu juga khawatir akan legalitas menulis tentang orang lain.
Menulis menjadi sangat sulit ketika kamu menolak mengatakan hal-hal yang kamu tahu harus kamu katakan. Atau kamu menolak mengeksplorasi emosi yang ingin kamu jelajahi, atau kamu menahan rasa sakit yang akan datang ketika kamu mengatakan kebenaran yang kamu miliki.
Cara Menghadapinya?
Mottonya mudah yaitu; Menulis dulu, khawatir kemudian.
Kamu tidak dapat menjalani secara bersamaan antara menulis dengan bebas dan terkungkung dalam rasa takut.Jadi, untuk menghadapi ini cobalah berkomitmen untuk menulis apa yang perlu kamu tulis dan merasakan semua perasaan yang memang perlu kamu rasakan. Setelah kamu selesai melakukannya, barulah memikirkan langkah selanjutnya.
Konsekuensi dari satu tulisan baru akan terasa ketika kamu memutuskan untuk mempublikasikan tulisan tersebut. Tapi selama proses penulisannya sendiri, ini tidak akan berdampak apa-apa selain kesempatan untuk menampilkan kreativitas dan mengeluarkan kemampuan terbaikmu.
Jika kamu khawatir akibat dari tulisanmu, kamu mungkin tidak harus menerbitkannya. Namun jika kamu tetap ingin mempublikasikan tulisanmu, ada banyak cara juga untuk membuatnya lebih aman dan menyenangkan.
6. Penyebab Writer’s Blog Keenam: Kamu Mengalami Depresi
Pada saat-saat tertentu, seorang penulis benar-benar merasa menderita depresi yang menakutkan. Dalam kondisi seperti ini, menulis bisa saja terasa seperti berusaha menarik truk yang terjebak dalam longsoran hanya dengan tangan kosong.
Cara Mengatasinya?
Pada hakikatnya rasa sakit (dalam banyak kasus adalah sakit non klinis) justru adalah saat yang sempurna untuk menulis. Menulis dalam kondisi tertekan, marah, putus asa dan frustasi justru akan memberikan kesempatan pada diri untuk mengungkapnnya melalui tulisan.
Tapi ini tidak selalu berlaku, terutama jika depresi yang kamu rasakan sangat mengganggu.
Jadi, jika depresi yang kamu rasakan berlarut-larut dalam waktu yang lama, maka carilah obatnya. Hubungi dokter, psikolog, terapis atau siapa saja yang bisa membantumu dalam mengatasi depresi.
7. Penyebab Writer Block Ketujuh: Kamu Terlampau Perfeksionis

Bagian penting dari hal ini adalah kamu harus dapat membedakan antara melakukan revisi atau sekedar mengutak-atik. Pada banyak kasus, sikap perfeksionis dalam tulisan hanyalah sebuah kegemaran untuk mengutak-atik tulisan saja.
Jadi dalam konteks ini, kamu terjebak untuk menyempurnakan tulisan sepanjang waktu sehingga menghalangi proses penulisannya sendiri.
Cara Menghadapinya?
Keinginan untuk tampil perfeksionis kadang-kadang hanyalah sebuah rasa takut yang menyamar. Nah, kamu harus dapat mengidentifikasi keinginan perfeksionismu dalam menulis itu untuk tujuan apa. Jika kamu ingin mempersembahkan tulisan yang sempurna, revisi adalah opsinya, bukan otak-atik selama proses penulisan.
Ketahui juga jika tidak ada tulisan yang benar-benar selesai dan sempurna. Seorang penulis akan tetap menemukan kesalahan dalam sudut pandang mereka dalam tulisan-tulisan yang mereka hasilkan. Akan selalu ada keinginan untuk melakukan revisi untuk hal tersebut.
Namun menulis buku, novel atau apa saja, juga harus memiliki batas yang jelas. Artinya jika kamu telah mencapai batasan dalam memperbaiki, maka cukup dan kamu harus menyudahinya. Namun yang paling penting adalah, jangan biarkan rasa takutmu akan hasil yang tidak sempurna menjadikan proses menulismu justru terganggu.
8. Penyebab Writer’s Block Kedelapan: Kamu Salah Memilih Jalan
Sangat mungkin untuk memilih secara tidak bijaksana untuk diri kamu sendiri, atau memilih jalan yang hanya berdekatan dengan tempat yang kamu inginkan, tapi bukan tempat tujuan itu sendiri.
Misalnya beberapa penulis cerpen fiksi justru tampil seperti penulis ilmiah dengan kosakata yang kaku dan narasi yang tidak fleksibel. Sementara sebagian yang lain justru bercerita seperti layaknya auditor pedas ketika menulis cerpen yang harusnya mengalir lembut.
Cara Mengatasinya?
Memilih apa yang benar-benar menjadi bidang paling kamu inginkan bisa tidak semudah kelihatannya. Untuk bisa tampil dalam performa maksimal penulisan, kamu harus terjun pada sesuatu yang jiwa dan semangat berjuangmu memang ada didalamnya.
Artinya adalah; cari jenis tulisan apa yang benar-benar sesuai dengan passionmu?
Jika selama ini kamu memilih menulis drama percintaan klasik sementara kamu sebenarnya sangat ingin menulis tentang sci-fi, maka cobalah untuk sekali-kali mengikuti keinginan tersebut.
Atau pada kesempatan yang lain, jika kamu merasa hebat dalam penulisan teknis dan cukup hebat dalam argumentatif, maka cobalah juga untuk menulis sesuatu yang lebih berfokus pada non fiksi atau teoritis.
Intinya adalah; temukan passion menulismu yang sejati, dan menulislah untuk hal tersebut.
9. Penyebab Writer’s Block Kesembilan: Terbiasa Menilai Negatif Diri Sendiri

Kamu mungkin berpandangan negatif dengan diri kamu sendiri bahwa tidak ada orang yang akan membaca tulisanmu. Atau tidak akan ada penerbit yang akan tertarik mempublikasikan karyamu dan sebagainya.
Pada bagian ini kamu selalu merasa bahwa diri kamu memiliki satu kendala untuk mencapai penampilan maksimal untuk menyelesaikan buku atau tulisanmu.
Cara Mengatasinya?
Sama sekali tidak ada hal baik ketika kamu mengikuti berbagai prasangka negatif untuk kamu sendiri, walau sebagian memang ada buktinya. Coba ganti pikiran-pikiran negatif dalam menulis itu dengan pikiran lain yang akan mendorongmu untuk menulis lebih banyak.
Jika kamu berpikir tidak ada yang ingin membaca tulisanmu, coba pikirkan bahwa ada begitu banyak manusia di luar sana yang membutuhkan resonansi cerita untuk membantu mereka. Atau jika kamu berpikir tidak ada penerbit yang akan tertarik untuk menerbitkan bukumu, maka pikirkan bahwa kamu bisa menerbitkannya sendiri.
Arti pentingnya adalah, hindari pikiran negatif yang membuat kamu meragukan diri kamu sendiri sehingga kamu justru berhenti menulis.
10. Penyebab Writer’s Block Kesepuluh: Kamu Merasa Tidak Akan Sehebat Penulis Lain
Ini sebenarnya adalah salah satu penyakit penulis yang paling berbahaya karena seringkali berubah menjadi rasa iri hati dan dengki. Jika kamu terjangkit penyakit ini, kamu akan melihat penulis lain yang lebih baik darimu sebagai satu entitas yang layak mendapatkan kebencianmu.
Bagaimana pun kamu melihat, ini adalah penyakit yang buruk. Pada banyak kasus, pikiran semacam ini justru akan membuat produktivitasmu sebagai penulis justru semakin tersendat.
Cara Mengatasinya?
Iri hati adalah penyakit berbahaya, bagaimana saja kamu melihatnya. Orang yang memiliki rasa dengki dalam hatinya seperti seseorang yang meminum sebotol racun namun mengharapkan orang lain yang mati karena perbuatannya.
Cobalah untuk berhenti melihat sekeliling dan fokuskan saja dengan apa yang kamu kerjakan. Akan selalu ada orang di luar sana yang lebih baik dari kamu dalam menulis, jadi terimalah kenyataan bahwa di atas langit akan ada langit lagi untuk kamu kagumi.
Jangan membanding-bandingkan diri kamu dengan orang lain. Kamu bisa belajar dari cara menulis mereka atau cara mereka bercerita, tapi jangan membandingkan hal lain yang justru menyuburkan bibit kedengkianmu. Fokus saja dengan tujuanmu dalam menulis dan jadilah lebih baik setiap harinya.
11. Penyebab Writer’s Block Kesebelas: Kamu Sedang Menjalani Fase Perubahan dalam Hidup

Ada saat-saat tertentu ketika kamu benar-benar menjalani satu bagian dalam hidup yang membuat kamu harus fokus. Topik kekeluargaan, karir, atau hal lain dengan skala urgensi yang tinggi bisa menjadi penyebabnya.
Cara Mengatasinya?
Meskipun untuk sementara waktu kamu memang tidak dapat menulis secara totalitas, tapi luangkan waktu untuk tetap terhubung dengan tulisanmu. Meskipun hanya melakukan sedikit hal dalam menulis, itu akan membuatmu tidak benar-benar terjatuh dalam writer’s block yang parah.
Misalnya kamu dapat melihat proyek penulisanmu hanya selama lima menit setiap harinya.Atau buka file apa pun yang sedang kamu kerjakan untuk sekedar membacanya?
Jika kamu memang belum bisa menyelesaikan tulisanmu, tidak masalah dan jangan terlalu menyalahkan diri sendiri. Namun jangan benar-benar melupakannya, berikan sedikit waktu supaya tetap terhubung dengan tulisanmu.
12. Penyebab Writer’s Block Kedua Belas: Kecanduan Medsos
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa seseorang membutuhkan waktu setidaknya 20 menit untuk bisa berkonsentrasi kembali dengan pekerjaannya setelah berinteraksi di media sosial. Nah, bayangkan berapa banyak waktu yang kamu perlukan jika setiap hari kamu gonta ganti antara menulis dan membaca media sosial.
Cara Mengatasinya?
Media sosial tidak selamanya buruk. Facebook, Twitter, Instagram, Tiktok, dan lain sebagainya adalah bagian dari digital marketing yang potensial. Tapi masalahnya akan sangat kompleks jika ternyata kamu justru kecanduan di dalamnya.
Menonton video atau scrolling medsos bisa memakan waktu hingga berjam-jam tanpa terasa. Ini akan sangat membuang waktumu. Jangankan untuk menyelesaikan proyek penulisan yang sedang kamu kerjakan, bahkan untuk mengerjakan tugas rumah saja kadang-kadang bisa terganggu.
Jadi saran terbaiknya adalah; jauhi medsos selama kamu menulis. Jika kamu sudah membuat outline dan mengumpulkan sumber yang tepat secara offline, maka mematikan koneksi internetmu jauh lebih baik saat sedang menulis.
Dalam satu waktu kamu hanya fokus pada tulisanmu saja, tidak ada medsos dan pemberitahuan internet yang akan membuatmu terganggu.
BACA JUGA
- CARA MENGEDIT NOVEL SENDIRI YANG MUDAH DAN EFEKTIF
- 25 QUOTES MENULIS PENUH SEMANGAT DAN INSPIRATIF
- CARA MEMBUAT NASKAH PIDATO DALAM 9 TIPS YANG GAMPANG
Tingkatkan skill menulismu
Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.
Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.
Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;
- www.arcopodojournal.online
- www.penulismodern.blogspot.com
- www.arcopodojournal.wordpress.com
- www.islamedina.wordpress.com
Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.
Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini: