Cerita Tentang Survival

Cerita tentang survival atau bertahan hidup adalah sebuah kisah yang selalu menarik. Penulis, pendongeng, storyteller dan pembuat film tidak pernah kehilangan ketertarikan untuk mengangkat cerita tentang survival.

Nah, untuk kamu yang ingin menulis sebuah cerita tentang survival pula, saya akan mengajak kamu untuk membahasnya dalam artikel ini.

Kamu butuh ghost writer profesional untuk menyelesaikan pekerjaanmu?

5 Tips Penting Menulis Cerita Tentang Survival

Survival adalah sebuah upaya manusia untuk tetap bertahan hidup dan berjuang melawan lingkungan dan keadaan sekitarnya. Survival dapat terjadi dalam banyak situasi dan kondisi. Kamu tentu saja sering melihat bagaimana cerita epik yang mengetengahkan kisah survival di atas gunung, di hutan belantara, di lautan atau bahkan menghadapi distopia dunia apokaliptik.

Dalam penulisan cerita fiksi tentang survival, ada beberapa komponen yang harus kamu perhatikan. Kondisi lingkungan, efek keterbatasan waktu, skill tokoh cerita dan kondisi mentalnya akan selalu mempengaruhi peluang untuk bertahan hidup tersebut. Nah, kemampuanmu untuk meracik semua elemen cerita ini akan membuat cerita survivalmu semakin hebat.

Supaya lebih mudah kamu melakukannya, berikut 5 tips utama dalam menulis cerita tentang bertahan hidup yang dapat kamu praktikkan dengan mudah.

1. Pilih Medan Survival yang Tepat

cerita tentang survival
Source: Outdoor Revival

Jadi, tips pertama yang penting untuk kamu tanyakan pada dirimu sendiri sebelum menulis kisah survivalmu adalah sebagai berikut;

  • Dimana tokoh utama ceritamu akan berjuang untuk mempertahankan hidupnya?
  • Apa tantangan utama yang akan tokoh protagonis hadapi sepanjang cerita?
  • Mengapa tantangan ini benar-benar penting dan mampu membuat tokoh cerita berkembang dengan baik?
  • Dan lain sebagainya.

Ada banyak pilihan medan yang bisa kamu jadikan sebagai lingkungan untuk survival di alam bebas. Kamu bisa memilih hutan hujan tropis seperti di Indonesia, kamu bisa memilih gunung yang tinggi, kamu bisa memilih lautan dan badainya, padang pasir tak bertepi atau apa pun yang menurut pertimbanganmu paling tepat.

Pertimbangan yang layak untuk kamu gunakan dalam memilih medan survival yang tepat adalah pengetahuanmu sendiri. Semakin baik kamu mengetahui satu lingkungan sebagai medan survival, akan semakin menarik cerita yang bisa kamu bangun.

Tapi ini sama sekali tidak membatasi untuk kamu yang ingin menulis cerita survival pada lingkungan yang kamu sendiri belum familiar.

Jika kamu misalnya lebih mengenal lingkungan hutan tropis karena faktor domisili wilayah Indonesia yang mendukung, maka tidak berarti kamu tidak dapat menulis kisah survival di medan salju, gurun atau bahkan gunung es.

Perbanyak referensimu dengan membaca, menonton, atau mendapatkan informasi apa pun yang mampu memberikan kamu lebih banyak lagi gambaran mengenai kondisi-kondisi di medan tersebut. Ensiklopedia, internet, televisi, channel youtube dan buku-buku, adalah sarana yang bisa kamu gunakan untuk itu.

2. Bangun Konflik dengan Taruhan yang Tinggi

Bertahan hidup adalah cerita dengan nilai pertaruhan yang tinggi yang seharusnya dapat melibatkan semua unsur untuk membuat nilainya tetap tinggi. Harus selalu terbangun situasi dan ketegangan bahwa tokoh utama cerita bisa saja tidak selamat dengan kondisi yang ia hadapi.

Jadi, apakah kamu membuat setting ceritamu di hutan belantara atau di gurun pasir yang luas, kamu harus selalu memastikan bahwa keselamatan tokoh cerita tidak pernah lepas dari ancaman.

Dengan cara yang sama, artinya kamu juga tidak bisa menjadikan situasi yang terlampau santai, lambat dan membosankan ada dalam cerita. Bagaimana pun juga itu akan membunuh ketegangan sebuah kisah survival.

Dalam konteks ini, jangan ragu untuk melemparkan tokoh utama ceritamu dalam kesulitan-kesulitan yang tak pernah putus. Jika kamu merasa ragu, coba lihat kisah survival sebenarnya yang pernah terjadi.

Manusia terdampar di hutan belantara, di atas ketinggian gunung, di padang pasir gersang, kemudian mereka mulai menghadapi masalah; kelaparan, dehidrasi, hipotermia, nyasar atau bahkan terluka karena serangan binatang buas.

Intinya adalah dalam poin ini, pastikan jalannya cerita selalu bersinggungan dengan taruhan yang tinggi. Jiwa, keselamatan dan nyawa tokoh cerita, teman-temannya akan selalu menjadi pertaruhan jika mereka tak bisa menyelesaikan konflik yang ada.

3. Konflik Harus Bersifat Internal dan Eksternal

cerita tentang survival
Source: Field Mag

Sangat mudah dalam membuat cerita bertahan hidup untuk fokus pada konflik manusia melawan alam, karena memang itulah fokus utama dari sebagian besar cerita bertahan hidup. Tapi itu adalah struktur cerita dangkal yang sayangnya tidak cukup untuk mengikat pembaca untuk peduli kepada tokoh dan perjuangannya dalam cerita.

Lantas, apa yang harus kamu perhatikan lagi dalam menulis sebuah cerita tentang survival?

Ini sama seperti dalam cerita apa pun, bahwa pembaca membutuhkan sesuatu untuk membuat mereka peduli. Pada banyak kasus, hal itu seringkali itu adalah konflik internal.

Konflik internal dapat kamu bangun dengan mengaitkan antara situasi yang tokoh alami dengan masa lalunya, dengan hubungannya pada tokoh lain, atau bahkan pada kondisi kejiwaannya sendiri.

Kamu juga bisa membangun kondisi ini dengan memberikan relevansi antara kondisi survival yang tokoh protagonis alami dengan tujuan hidup yang ia perjuangkan. Atau dengan hal lain yang berkaitan dengan kondisi hidup mati dalam upaya menemukan diri tokoh cerita sendiri.

Rumus dalam hal ini sebenarnya sederhana, bahwa semakin baik pembaca mengenal tokoh cerita maka semakin besar kepedulian mereka dengan apa yang ia alami dalam kondisi bertahan hidup tersebut.

4. Tambahkan Efek Keterbatasan Waktu

Menulis cerita tentang survival yang lambat itu mudah. Sayangnya itu juga adalah cara yang tidak menarik dan membosankan. Membuat tokoh cerita perlahan-lahan mengalami kelaparan, kehilangan daya tahan dan putus asa adalah hal yang masuk akal. Tapi sayangnya, hal ini memiliki peluang yang lebih kecil untuk mendorong cerita tetap maju ke depan.

Tips paling mudah yang bisa kamu gunakan adalah dengan memberikan satu situasi yang memaksa tokoh cerita untuk bergegas menyelesaikan konfliknya dan menemukan solusi dari masalah yang sedang ia hadapi. Karena jika ia tidak mampu, atau ia terlambat melakukannya, maka konsekuensi akan sangat berbahaya.

Konsep ini dapat kamu implementasikan dengan banyak cara, tapi intinya ia memberikan efek keterbatasan waktu atau urgensi bagi tokoh cerita.

Kamu bisa membuat tokoh cerita terluka, cidera, kehilangan kesempatan untuk diselamatkan atau yang lainnya. Atau pada kesempatan yang lain, kamu juga dapat membuat misalnya orang-orang yang tokoh cerita cintai adalah pertaruhannya untuk menyelesaikan masalah yang jika ia terlambat, maka tokoh utama akan kehilangan mereka.

Kamu pasti pernah menemukan sebuah kisah survival yang tokoh utamanya ceritanya terluka, bukan?

Lihat situasi yang ia hadapi; jika ia tidak bisa keluar dari kondisi tersebut tepat waktu maka ia mungkin akan kehilangan nyawanya sendiri.

5. Cerita Survival juga Harus Masuk Akal

Source: Kalam Mr.INZ

Terakhir, bagaimanapun hebat dan menariknya kisah survival yang ingin kamu tulis itu, ia selalu haruslah masuk akal.

Arti lain dari hal ini adalah; dalam situasi apa pun karakter ceritamu berada, itu harus menjadi sesuatu yang benar, dapat dipercaya, dan masuk akal secara ilmiah.

Kamu tidak dapat menghadirkan efek dramatis yang terlampau hebat jika justru hal tersebut akan menghadirkan plot hole dalam cerita. Sesuatu yang tidak masuk akal akan segera menghentikan imajinasi pembaca untuk masuk dalam ranah kalkulasi dan analisa untuk membuktikan plot yang kamu bangun sudah tidak lagi dalam koridor yang logis.

Misalkan kamu menulis kisah hidup bertahan di gurun yang tantangan utamanya adalah cuaca panas, ketersediaan air dan makanan. Namun kamu justru membuat tokoh cerita terkena serangan buaya.

Buaya adalah makluk hidup yang tidak bisa jauh dari air. Jadi ketika kamu hadirkan ia di gurun kering tanpa alasan yang tepat, maka itu akan menjadi obyek yang tidak masuk akal.

Kesimpulan

Menulis cerita survival atau bertahan hidup sama sekali bukan hal yang sulit. Namun ini juga tidak berarti bahwa kamu bisa melakukannya dengan sembarangan. Ada serangkaian elemen-elemen penting yang harus penulis pahami untuk mendapatkan satu cerita bertahan hidup yang menarik, masuk akal dan menginspirasi pembaca.

Dengan menerapkan 5 tips menulis cerita survival di atas, kamu pasti bisa membangun kisah bertahan hidup yang bagus bagi pembaca.

Bahkan dengan riset, referensi dan latihan yang konsisten, bukan tidak mungkin kamu akan benar-benar menghasilkan kisah bertahan hidup yang benar-benar luar biasa.

Jadi, selamat mencoba, ya!

Tingkatkan skill menulismu

Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level

Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts

%d blogger menyukai ini: