Ini Cara Menulis Buku Non Fiksi Super Mudah

Menulis Buku Non Fiksi

Menulis buku non fiksi bisa jadi bagi beberapa orang tidak semenarik menulis buku fiksi. Padahal jutsru ada sisi lain dari penulisan non fiksi yang tidak buku fiksi miliki. Sisi lain ini jika kamu dapat eksplorasi dengan baik akan sangat menguntungkan bagimu sebagai seorang penulis, terutama jika kamu adalah penulis pemula.

Nah, dalam artikel kali ini saya menunjukkan kepada kamu setidaknya ada 8 alasan bahwa kamu sebaiknya menulis buku non fiksi.

Kamu butuh ghost writer profesional untuk menyelesaikan pekerjaanmu?

8 Alasan Mengapa Menulis Buku Non Fiksi

focused woman reading book in kitchen
Photo by George Milton on Pexels.com

Perbedaan antara buku non fiksi dan buku fiksi tentu saja adalah elemen fiksinya sendiri. Jika buku fiksi penulisannya bersandarkan pada daya imajinasi penulis, maka penulisan buku non fiksi harus menggunakan sumber dan data yang terpercaya.

Beberapa orang penulis, khususnya para penulis pemula justru memilih menulis fiksi daripada menulis non fiksi. Dalam anggapan mereka menulis fiksi akan jauh lebih mudah untuk mereka kerjakan daripada menulis non fiksi. Selain itu, menulis non fiksi juga membutuhkan pengalaman dan wawasan yang luas untuk bisa berhasil.

Tapi benarkah demikian?

Menulis non fiksi nyatanya tidak sesulit yang kamu bayangkan. Menulis non fiksi itu memiliki spektrum yang juga sangat luas sehingga kamu dapat memilihnya sesuai dengan apa yang benar-benar kamu sukai. Selain itu, menulis buku nonfiksi juga sangat mudah, sederhana dan saya yakin, kamu pasti bisa melakukannya.

Jika kamu masih tetap ragu, berikut 8 alasan mengapa menulis buku non fiksi itu harus kamu coba.

1. Pembaca Membeli Lebih Banyak Buku Non Fiksi

Ini adalah statistik pertama yang tidak dapat kamu sanggah bahwa di seluruh dunia buku non fiksi selalu lebih banyak pembelinya. Pembaca manapun akan lebih banyak membeli buku non fiksi daripada membeli buku fiksi seperti novel, kumpulan cerpen atau puisi.

Saya menulis lebih dari 25 judul atas nama saya sendiri dan sekitar 10 judul untuk ghost writing, di rumah saya juga memiliki koleksi ratusan judul buku. Namun coba tebak berapa persentase koleksi buku fiksi dan buku non fiksi yang saya miliki?

Saya memiliki koleksi buku non fiksi lebih dari 90% dari total keseluruhan judul yang saya miliki. Buku non fiksi ini terdiri dari berbagai macam, mulai dari buku sejarah, biografi, memoar, panduan, pelajaran, buku bisnis, pengembangan diri dan lain sebagainya. Selebihnya saya memilih novel, roman dan kumpulan cerpen sebagai koleksi fiksi.

Hampir di setiap negara di dunia, sirkulasi penjualan buku non fiksi selalu lebih besar dari buku fiksi. Alasan pembeli untuk mempelajari sesuatu, meningkatkan nilai diri atau mendapatkan value dari pokok bahasan buku, adalah beberapa alasan utama mengapa buku non fiksi memiliki nilai penjualan yang lebih tinggi.

Di negara maju seperti Amerika Serikat sendiri bahkan volume penjualan buku non fiksi lebih dari 2 x lipat penjualan buku fiksi.

Intinya adalah, menulis buku non fiksi bisa menjadi peluang menarik bagi kamu untuk menghasilkan uang melalui penjualan. Dengan volume pembaca yang sangat besar untuk buku non fiksi, kamu mungkin bisa sukses jika menulis pula untuk buku jenis ini.

2. Menulis Buku Non Fiksi Jauh Lebih Mudah

Nah, ini adalah yang paling menarik untuk kamu ketahui bahwa sebenarnya menulis buku non fiksi itu jauh lebih mudah dari menulis buku fiksi.

Ketika kamu menulis buku non fiksi, kamu punya segudang model untuk kamu ikuti, punya sumber yang juga banyak dan punya contekan penulisan struktur yang juga sangat mudah untuk kamu temukan. Ada ratusan referensi yang bisa kamu dapatkan baik dalam bentuk buku, majalah, koran dan tabloid. Dan di internet, kamu juga punya sumber referensi tak terhingga untuk mendukung penulisan non fiksimu.

Misalnya kamu menulis buku non fiksi tentang motivasi menjadi seorang pengusaha. Nah, di media online dan cetak, portofolio semacam itu sudah sangat banyak untuk kamu jadikan referensi. Kamu mungkin akan berimprovisasi pada kata-kata dan penyajian, namun struktur dan substansi penulisannya tidak akan jauh berbeda.

Sekarang bagaimana jika kamu menulis buku fiksi?

Buku fiksi akan memaksamu untuk menyusun skenario sempurna sebuah cerita. Untuk membuatnya sempurna kamu harus mempertimbangkan karakter cerita, plot, setting, konflik dan lain sebagainya.

Memang benar ada banyak referensi menulis fiksi di internet yang bisa kamu gunakan, namun itu hanya sebatas panduan proses. Mengenai hasil akhirnya sendiri, kesempurnaan ide ceritamu sendirilah yang akan menentukannya.

3. Menjual Buku Non Fiksi Juga Lebih Mudah

Menulis Buku Non Fiksi
Photo by cottonbro studio on Pexels.com

Selain lebih mudah untuk kamu tulis, ternyata menjual buku non fiksi juga terhitung lebih mudah. Jika kamu misalnya menulis buku tentang motivasi, pengembangan diri, sejarah atau apa pun itu, kamu dapat lebih mudah memasarkan bukumu sesuai dengan minat tersebut.

Penjualan buku non fiksi yang volumenya besar tidak mungkin tercapai jika pembaca tidak menyukainya. Buku non fiksi dengan tema-tema tertentu telah memiliki kanal-kanal yang tinggal kamu datangi untuk mempromosikan buku yang kamu tuliskan.

Misalkan kamu menulis buku tentang keuangan, kamu bisa memasarkannya di berbagai event, group atau chanel yang relevan. Begitu juga jika misalnya kamu menulis buku non fiksi tentang budidaya tanaman hias, maka ceruk pasar untuk memasarkan buku yang kamu tulis tersebut juga cenderung lebih mudah untuk kamu temukan.

4. Pembaca Non Fiksi Tidak Rewel Masalah Harga

Daripada buku fiksi seperti cerpen, novel dan roman, entah mengapa para pembaca buku non fiksi lebih fleksibel masalah harga. Jika kamu memasang harga yang tinggi untuk sebuah buku non fiksi dan itu memiliki nilai manfaat yang pembaca butuhkan, maka mereka tidak akan banyak protes untuk membelinya.

Ada banyak buku non fiksi motivasi yang dibandrol ratusan ribu rupiah, buku sejarah atau bahkan buku biografi tokoh terkenal sekalipun. Menariknya, pembaca tidak merasa keberatan dengan hal tersebut walau mungkin jika ia bandingkan dengan buku fiksi dengan tebal yang misalnya sama, harganya terasa jauh lebih tinggi.

Ketika orang-orang merasa membutuhkan nilai-nilai informasi yang terkandung dalam sebuah buku non fiksi untuk meningkatkan value mereka sendiri, harga cenderung tidak begitu berarti lagi. Dan ini sangat umum dalam penjualan buku non fiksi.

5. Penulis Dapat Membangun Bisnis Sekitar Penulisan Buku Non Fiksi

Pernahkah kamu melihat seorang penulis buku non fiksi yang kemudian membangun bisnis bertema buku yang ia tulis tersebut?

Tentu ada sangat banyak contohnya.

Para penulis buku non fiksi tentang motivasi dapat menjadi motivator dan membangun bisnis dalam bidang tersebut. Penulis buku tentang budi daya tanaman hidroponik, beternak lele, atau travelling misalnya, juga bisa membangun bisnis dari tema tersebut. Menariknya, nama yang sudah  mereka miliki sebagai penulis buku dapat menjadi pendukung bagi profil mereka sebagai seorang pakar dalam bidang itu.

Saya mengambil contoh pada diri saya sendiri hari ini. Saya menulis sebuah buku non fiksi berjudul ‘Panduan Menulis Kisah Hidup dan Pengalaman Pribadi menjadi Buku Memoar atau Autobiografi. Dengan buku ini saya juga membuka kelas menulis kisah hidup secara online dan bimbingan penulisan private.

Sedikit informasi untuk kamu, kelas ini sudah hampir memiliki seratusan peserta dari berbagai macam latar belakang. Bahkan beberapa peserta ini sudah berhasil memiliki buku mereka sendiri. Ini adalah contoh bahwa menulis buku non fiksi dapat membuka peluang penulisnya untuk berbisnis dalam bidang tersebut.

6. Penulis Non Fiksi Umumnya Akan Dianggap Sebagai Profesional

Menulis Buku Non Fiksi
Photo by Andrea Piacquadio on Pexels.com

Bagian lain yang menjadi alasan mengapa kamu harus segera menulis buku non fiksi adalah cap profesional. Siapa pun dia dan darimana pun ia berasal, jika ia sudah menulis sebuah buku non fiksi untuk sebuah tema, hampir instan ia akan mendapat penilaian sebagai seorang pakar.

Seorang penulis buku bisnis akan segera mendapat penghormatan sebagai pakar bisnis ketika ia menyelesaikan bukunya. Seorang penulis buku parenting akan menjadi pakar parenting setelah ia merilis bukunya, dan seorang penulis buku tentang blog akan segera dianggap mastah setelah ia menyelesaikan bukunya.

Tentu ini sangat subyektif sekali. Artinya anggapan sebagai profesional dan pakar itu bisa saja tidak tepat dengan mempertimbangkan rekam jejak, pengalaman dan jam terbang.

Namun entah dapat pengakuan atau tidak memang pada umumnya seorang penulis buku non fiksi akan mendapat penghormatan sebagai pakar karena portofolionya.

7. Buku Non Fiksi Umumnya Lebih Berumur Panjang

Nah, ini juga hal yang menarik dari menulis buku nonfiksi bahwa umurnya cenderung lebih panjang daripada buku fiksi. Buku bisnis, biografi, memoar, agama, spiritual dan lain sejenisnya akan menjadi bacaan yang terus relevan untuk pembaca baca.

Buku non fiksi dengan tema-tema yang umum adalah tema yang kadang-kadang dapat menjadi abadi. Menulis buku non fiksi seperti ini seolah menerbitkan satu produk yang dapat konsumen gunakan selama berkali-kali.

Selama temanya masih relevan dan bahasan juga masih memiliki korelasi dengan dunia saat ini, buku non fiksi akan terus menarik bagi pembaca.

8. Menulis Buku Non Fiksi Memberi Kesempatan untuk Membuat Perbedaan dalam Hidup

Alasan terakhir mengapa kamu harus menulis buku non fiksi adalah karena dengan buku jenis ini kamu memiliki kesempatan untuk membuat sebuah perbedaan dalam hidup. Jika kamu ragu dengan alasan ini, lihatlah beberapa buku paling hebat yang mengubah sejarah manusia, maka semuanya hampir adalah non fiksi.

Buku-buku ekonomi, filsafat, teologi dan sejarah, semuanya adalah buku non fiksi. Dan sepanjang sejarah, buku-buku seperti itulah yang membuat banyak perbedaan dalam kehidupan manusia.

Alasan yang terakhir ini tentu saja harus berbagi dengan buku fiksi karena ada banyak pula buku fiksi yang menginspirasi hal menarik di dunia. Namun secara umum, buku non fiksi ada dalam urutan teratas yang mempengaruhi dan memberi perbedaan dalam kehidupan umat manusia.


Penulis Gunung Vector

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 23 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

https://api.whatsapp.com/send?phone=6281254355648

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *