Cara Membangun Karakter dalam Novel untuk Hasil Sempurna

Cara Membangun Karakter dalam Novel

Bagaimana cara membangun karakter dalam novel atau cerpen yang kamu tuliskan, kadangkala jauh lebih penting daripada jalan ceritanya sendiri. Karakter yang kuat akan melekat dalam benak pembaca, melayangkan imajinasi mereka bersama tulisanmu. Sementara karakter tokoh yang lemah, tidak akan banyak mempengaruhi sebuah jalan cerita dalam penulisan.

Dengan krusialnya pembangunan sebuah karakter dalam penulisan cerpen atau pun novel, tentu seorang penulis membutuhkan pengetahuan tentang bagaimana cara membangun karakter tokoh dalam cerpen yang efektif. Kemampuan seorang penulis menciptakan karakter yang epik dalam tulisannya, akan menunjang bahkan 50% keberhasilan ceritanya sendiri.

Lalu, bagaimana caranya membangun dan menciptakan suatu karakter penokohan dalam novel?

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

9 Cara Membangun Karakter dalam Novel atau Cerpen

Kamu mungkin kesulitan menciptakan karakter seperti Hobbit dalam The Lord of the Rings, atau karakter James Bond yang luar biasa tangguhnya. Atau pun seperti karakter Harry Potter dengan sapu terbang miliknya. Namun berita baiknya, kamu juga bisa menciptakan karakter tokoh yang kuat dan mungkin saja kesehariannya, tidak jauh berbeda dengan diri kamu sendiri atau orang-orang di sekitarmu.

Pada dasarnya dalam penulisan cerita fiksi yang lebih realistik, semakin terasa riil sebuah situasi, maka itu semakin efektif. Semakin terasa nyata suatu tokoh dalam cerita, semakin kuat pula dampaknya pada emosional pembaca.

Dan sekali lagi, karakter yang hebat dan efektif itu tidaklah harus selalu luar biasa.

Nah, bagaimana kemudian cara membuat karakter tokoh dalam novel yang mudah namun juga efektif?

Setidaknya ada 9 fondasi pokok dalam membangun karakter tokoh pada penulisan yang mampu memberikan warna yang kuat dalam cerita yang kamu tuliskan.

9 pondasi ini disusun dalam bentuk pertanyaan yang dapat kamu ajukan sendiri sebelum menciptakan satu tokoh dalam cerita. Dan jawabannya-lah kemudian yang akan menjadi penentuan seberapa kuat karakter tokoh yang bisa kamu ciptakan.

1. Apa Mimpi Besar atau Tujuan Utama dari Karakter Ceritamu?

Sebelum kamu masuk pada penceritaan, kamu harus bertanya dulu pada diri kamu sendiri mengenai karakter yang akan kamu buat. Apa tujuan, goal atau mimpi terbesar dari karakter tokoh yang kamu ciptakan?

Dalam cara membangun karakter tokoh cerpen atau novel yang pertama ini, sebagai penulis kamu harus bisa mengidentifikasi apa keinginan dan tujuan karakter yang kamu tuliskan. Apakah tujuannya kecil? Ataukah mimpinya besar? Ataukah ada hal lain lagi yang mereka harapkan?

Motivasi dan tujuan dari karakter ini nanti akan secara sifnifikan mewarnai tindak tanduk dan aksinya dalam cerita. Motivasi inilah kemudian yang menjadi pusat tujuan si tokoh dalam melakukan berbagai tindakannya.

Contoh: Frodo Baggins dalam The Lord of the Rings, tujuan utamanya; mengembalikan dan memusnahkan cincin di Gunung Mordor.

2. Siapa Sosok yang Paling Berpengaruh dalam Kehidupan Karakter Tokoh?

Pertanyaan selanjutnya yang dapat kamu ajukan lagi sebagai cara mendeskripsikan tokoh dalam novel adalah dengan menentukan siapa orang atau tokoh lain yang paling berarti dalam kehidupan tokoh yang kamu ciptakan?

Orang yang berpengaruh ini dapat memiliki bermacam latar belakang, bisa tokoh baik, tokoh jahat, tokoh yang menakutkan, dan lain sebagainya.

Tokoh yang mempengaruhi karakter ini penting sebagai motivasi penguat atau bahkan bisa menjadi motivasi utama si tokoh dalam bertindak.

Ambil contoh misalnya dalam kisah Life of Pi: Karakter Pi memiliki keterkaitan dengan tokoh yang mempengarui tindakannya hampir sepanjang jalan cerita.

Dan tokoh yang mempengaruhinya itu adalah Richard Parker, si harimau benggala. Kamu pasti pernah menyaksikan film ini, kan?

3. Bagaimana Karakter Tokoh Melihat Diri Mereka Sendiri?

Selanjutnya pertanyaan untuk membuat sebuah karakter atau tokoh dalam penulisan novelmu semakin kuat adalah; kamu dapat mempertanyakan mengenai bagaimana karakter tokoh itu mengenal diri mereka sendiri?

Cara tokoh melihat diri mereka sendiri ini akan membuat karakter yang kamu tulis menjadi lebih hidup.

Pertanyaan lanjutan pada bagian ini misalnya adalah; Apakah cara pandang karakter tokoh terhadap dirinya sama dengan cara pandang pasangannya? Sama dengan  cara pandang saudaranya? Sama dengan cara pandang temannya? Atau bahkan sama menurut cara pandang musuhnya sekali pun?

Seorang tokoh yang kamu ceritakan misalnya sangat kuat, tangguh dan tidak kenal takut dalam penilaian karakter tokoh yang lainnya. Namun untuk membuat karakter itu menjadi lebih kuat, kamu misalnya dapat pula mendefinisikan tokoh itu menurut pandangannya sendiri.

Misalnya ia orang yang adalah penakut namun tepaksa bertindak berani karena alasan A, B, C dan D, atau sebagainya.

4. Apa Hal yang Membuat Karakter Tokoh Merasa Menyesal?

Langkah selanjutnya yang bisa kamu tambahkan pula sebagai bagian dari cara menulis tokoh dalam novel adalah dengan membuatkan tokoh tersebut sebuah penyesalan di masa lalunya.

Hal yang bisa kamu ajukan adalah misalnya; Hal apa yang membuat ia menyesal? Apakah karakter itu akan mencoba memperbaiki penyesalan itu atau ia akan membiarkannya saja seperti apa adanya?

Menambahkan sesuatu yang membuat seorang karakter tokoh menyesal adalah cara efektif menghidupkan karakter dalam sebuah cerita.

Penyesalan tidak hanya akan nampak sangat manusiawi dalam penulisan sebuah karya semacam novel dan cerpen. Pada situasi yang lebih mendukung, penyesalan juga dapat menjadi dorongan menarik bagi karakter untuk melakukan tindakan signifikan dalam cerita.

5. Apakah Ada Salah Satu Tempat yang Sangat Berarti Bagi Karakter Tokoh?

Bagian ini dapat pula menjadi satu cara memperkenalkan karakter dalam novel melalui suatu tempat yang sangat berpengaruh bagi karakter tersebut. Tempat yang sangat berpengaruh atau penting tersebut bisa saja misalnya adalah kampung halamannya, rumahnya, tempatnya bekerja, atau bisa pula berupa sebuah lokasi tempat si karakter mengalami suatu peristiwa yang tidak dapat ia lupakan.

Shire sangat berarti dalam cerita The Lord of the Rings karena tempat itu adalah tanah kelahiran para Hobbits.

Sementara pada novel Merapi Barat Daya, sebuah tempat yang sangat berpengaruh bagi karakter itu adalah sebuah tebing di gunung Merapi yang telah menjadi obsesi bagi seorang karakter tokoh bernama Tatras.

Pada langkah ini, kemampuan seorang penulis untuk mendeskripsikan tempat yang memiliki ikatan emosional secara kuat dengan karakter tokoh, akan mampu memberi efek hidup dan kuat bagi karakter itu sendiri dari sudut pandang pembaca.

6. Apakah Karakter Tokoh Religius?

Pertanyaan selanjutnya yang bisa kamu gunakan dalam membangun karakter tokoh dalam novel yang kuat adalah dengan menyinggung keyakinannya. Ini bukan tentang rasis, namun ini adalah cara membangun karakter tokoh cerpen atau novel yang kuat, realistis, dan dapat para pembaca imjinasikan dengan mudah.

Ketika kamu mengambil sudut pandang religius dalam penulisan deskripsi tokoh dalam sebuah cerita, kamu dapat memantiknya dengan mengajukan beberapa pertanyaan misalnya;

Apakah karakter tokoh itu seorang yang relijius? Apa ia menjalankan perintah agamanya? Kemudian, apakah keyakinan dalam perspektif religius ikut mempengaruhinya dalam menjustifikasi suatu objek dalam cerita dan kehidupannya?

Ambil contoh misalnya karakter yang kamu ceritakan dalam novel adalah seorang muslim. Lalu pertanyaannya dari sisi religius; Apakah ia melaksanakan sholat? Apakah ia berpuasa dan, apakah ia menggunakan ideologi muslim dalam melihat permasalahan di sekitarnya? Dan lain-lain.

7. Apakah Karakter Tokoh dalam Novel adalah Sosok yang Logis atau Emosional?

Kamu kemudian dapat mempertajam pembangunan karakter dalam novel yang kamu tuliskan dengan cara memdeskripsikan pula apakah karakter tersebut merupakan sosok yang realistik ataukah emotional? Apakah tokoh karakter yang kamu ceritakan itu merupakan sosok yang percaya pada takdir, pada keberadaan hantu, pada nasib dan keberuntungan, dan lain sebagainya?

Contoh karakter tokoh dalam novel yang sifat logisnya lebih utama daripada emosionalnya mungkin dapat ditemukan dalam cerita Sherlock Holmes.

Pandangan ini kemudian berpengaruh pula dengan bagaimana karakter yang diceritakan mampu menyelesaikan persoalannya berdasarkan pertimbangan logika yang ilmiah dan bisa diterima akal sehat.

Kemampuanmu untuk menggambarkan sisi emotional atau pun logical pada satu tokoh yang diceritakan, akan mampu pula menghidupkan karakter tersebut secara kuat dan bernyawa.

Intinya, semakin detail deskripsinya, maka karakter itu semakin hidup dan kuat untuk diceritakan.

8. Bagaimana Karakter Tokoh Memperlakukan Uang?

Hal yang penting pula dapat kamu tambahkan dalam penceritaan karakter pada novelmu adalah dengan menggambarkan cara ia memperlakukan uang.

Apakah tokoh tersebut memiliki watak yang boros, yang pelit dan perhitungan, apakah ia sosok yang hemat, atau apakah ia juga misalnya melek dalam finansial yang membuatnya menghabiskan uang untuk investasi dan lain sebagainya?

Dalam beberapa topik cerita klasik, poin ini mungkin tidak begitu signifikan berpengaruh sebagai cara membangun karakter tokoh dalam cerpen atau novel.

Namun untuk tema penceritaan yang lebih aktual, penambahan deskripsi tentang uang oleh karakter tokoh dapat membuat ia semakin kuat dan realistis untuk diceritakan.

9. Bagaimana Karakter Tokoh yang Diceritakan Memperlakukan Makanan?

woman wearing white shirt eating watermelon
Photo by Anfisa Eremina on Pexels.com

Terakhir sebagai pelengkap dalam membangun karakter tokoh cerpen atau novel yang kuat, kamu bisa menambahkan bagaimana cara ia memperlakukan makanan. Kemampuanmu dalam melukiskan si karakter bersama makanannya dapat membantumu untuk mendeskripsikan secara lebih realistis sifat tokoh tersebut. Dan pada konsekuensinya, hal ini akan membuat ia terlihat lebih nyata.

Apakah tokoh dalam novelmu tamak dalam makana, apakah ia gemar berhemat? Apakah ia siap menghamburkan uang yang ia miliki untuk menikmati setiap makanan yang ia jumpai? Dan lain sebagainya.

Hal ini mungkin terkesan sangat remeh, namun korelasi antara kemampuanmu membangun tokoh dari sisi bagaimana ia memperlakukan makanan, memperlakukan uang, dan lain sebagainya, akan mampu secara signifikan membangun citranya dalam sebuah cerita.

Kesimpulan

Nah selanjutnya, setelah mengetahui berbagai hal mendasar yang bisa membantu kamu membangun satu karakter yang kuat dalam novel, lalu apa yang ingin kamu lakukan?

Kombinasi dari semua pertanyaan sebagai cara membangun karakter dalam novel di atas memiliki tujuan yang padu yakni, menciptakan karakter yang kuat dan powerfull untuk diceritakan. Dan pada sudut pandang yang sama juga memiliki kekuatan untuk diingat dan mendapat tempat dalam memori serta pikiran pembaca.

Selamat mencoba!




Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 23 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan dan karya saya yang lain dapat dibaca pula pada beberapa tautan berikut;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:


Related Posts