Cara Mengaburkan Beda Orang Baik & Orang Jahat dalam Cerita

Cara Mengaburkan Perbedaan Orang Baik & Orang Jahat dalam Cerita

Dalam penulisan novel yang umum, orang baik dan orang jahat dapat pembaca bedakan dengan mudah. Namun dalam penulisan novel yang hebat, bahkan pembaca pun menjadi bimbang mengenai siapa sebenarnya yang menjadi penjahat dan menjadi orang baiknya. Dalam menulis novel misteri, teknik ini bahkan adalah sebuah keharusan.

Nah, bagaimana jika kamu ingin pembaca merasa bimbang mengenai siapa antagonis dan protagonis dalam novelmu? Bagaimana cara melakukannya?

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

5 Tips Mengaburkan Perbedaan Orang Baik dan Orang Jahat dalam Menulis Cerita

orang baik & orang jahat

Ketika menulis cerita misteri, thriller atau detektif, sangat penting bagi kamu untuk memberikan situasi yang penuh tanya bagi pembaca. Ketika sebuah peristiwa kriminal terjadi, pembaca bertanya siapa yang melakukan hal tersebut? Bagaimana protagonis akan mengungkapnya? Apa yang akan ia lakukan? Dan sebagainya.

Namun untuk membuat ceritanya semakin menarik kamu harus berpikir lebih dari sekedar hal semacam itu. Bahkan kamu juga dapat membuat pembaca merasa ragu dan bertanya mengenai siapa sebenarnya tokoh yang baik dalam cerita tersebut? Atau dengan kata lain; mana orang baik dan orang jahat dalam novel yang kamu tuliskan itu?

Mengaburkan batasan antara orang baik dan orang jahat dalam penulisan cerita tentu saja bukan hal yang mudah. Apalagi jika misalnya kamu telah terbiasa dengan skenario superhero atau kriminalitas ‘receh’ dimana orang jahat dan orang baik layaknya bumi dan langit. Terdapat perbedaan yang sangat mencolok dari tokoh jahat dan tokoh baik cerita, bahkan hanya dari penampilannya saja.

Tokoh protagonis yang mewakili kebaikan biasanya rupawan, berdandan rapi, bahasanya sopan, dan memiliki ketulusan laksana malaikat. Sebaliknya, antagonis yang mewakili kejahatan digambarkan sebagai sosok yang sinis, culas, penuh tipu daya, kasar, dan tidak memiliki belas kasihan.

Ini jelas klise dan cenderung stereotip. Tapi begitulah kenyataannya dalam penulisan cerita yang ‘umum’ itu.

Nah, jika kamu tidak ingin menjadi penulis yang juga sama seperti itu ketika mendeskripsikan orang baik dan orang jahat dalam ceritamu, maka gunakan saja tips berikut ini.

1. Buat Tokoh Utama Cerita Tidak Tahu Siapa yang Harus Ia Percaya

Tips pertama untuk membuat kabur batasan antara orang baik dan orang jahat dalam cerita adalah dengan menjadikan protagonisnya bingung. Kebingungan dalam hal ini secara khusus adalah tentang siapa yang harus ia percayai.

Bangun suasana cerita seolah orang-orang di sekitar protagonis begitu abstrak. Artinya protagonis merasa bimbang dengan mereka dan ia tidak tahu harus percaya kepada siapa.

Dengan cara ini kamu bisa membuat tokoh protagonis dikelilingi oleh tokoh cerita yang sikap mereka membingungkan. Kamu bisa membuat bahwa tokoh yang protagonis kira adalah orang baik, ternyata adalah penjahat. Dan sebaliknya, tokoh lain yang protagonis sangka adalah orang jahat, justru menunjukkan budi pekerti yang luhur.

Nah, dengan kondisi yang seperti ini kamu akan melihat bahwa tokoh cerita yang merupakan orang baik sesungguhnya, mulai terkecoh dengan keadaan. Ia mulai kabur dan tidak dapat mempercayai penilaannya sendiri. Situasi semacam juga bisa menjadi peluang bagimu untuk menciptakan plot twist pada alur cerita.

Akan tetapi yang paling penting adalah, kebimbangan protagonis atau tokoh utama cerita terhadap mana orang baik dan mana orang jahat akan membuat suasananya menjadi lebih suram untuk diterka.

2. Tokoh Utama Cerita Berselisih dengan Orang Baik yang Lain

men fighting in the ring
Photo by Vlad Dediu on Pexels.com

Cara kedua untuk mengaburkan perbedaan antara orang baik dan orang jahat dalam cerita adalah dengan membuat mereka berselisih. Atau bangun sebuah masalah yang terjadi antara orang baik dengan orang baik. Dalam konteks ini bisa antara protagonis dan tokoh pendukung cerita yang lain.

Jadi, kamu bisa menghadirkan sub konflik dalam cerita yang melibatkan antara sesama orang-orang baik. Selain mampu membuat tensi cerita menjadi lebih meningkat, konflik antara tokoh protagonis dengan orang-orang yang ada pada sisi yang ia bela, akan memberikan optik yang kabur bagi pembaca untuk menilai posisi mereka.

Benarkah tokoh utama membela nilai-nilai kebenaran? Mengapa ia justru terlibat konflik dengan sesama tokoh cerita yang ada di pihak yang sama?

Cara ini bisa kamu gunakan dengan membuat konflik yang muncul itu dengan siapa pun dalam cerita. Namun sekali lagi, konflik ini haruslah antara tokoh baik yang satu dengan tokoh baik yang lainnya.

3. Buat Tokoh Cerita Memberontak dengan Otoritas yang Baik

Selanjutnya kamu juga dapat menggunakan otoritas yang baik untuk memberikan kesan yang kabur pada tokoh ceritanya. Buat tokoh utama berselisih atau bahkan memberontak melawan otoritas yang juga sebenarnya ada di pihak yang baik.

Contohnya begini;

Kamu menulis sebuah cerita fiksi ilmiah dengan tema distopia. Dalam ceritamu, tokoh protagonis sebagai orang baik berjuang melawan otoritas yang jahat, kejam, dan totaliter. Selain tokoh utama cerita, ada pula kelompok lain yang memberontak dan menjadi musuh utama tokoh jahat dalam cerita tersebut.

Nah, untuk membuat kabur perbedaan antara orang baik dan orang jahat dalam cerita ini, kamu bisa membuat konflik baru antara tokoh utama dengan kelompok yang memberontak tersebut.

Jadi, dalam cerita ini seolah-olah tokoh utama juga berperang dengan orang-orang baik yang ada dipihaknya.

4. Buat Tokoh Protagonis Menyakiti Orang Dekatnya

orang baik & orang jahat
Photo by ANTONI SHKRABA production on Pexels.com

Selanjutnya tips keempat yang bisa kamu gunakan pula untuk menghadirkan situasi yang membingungkan bagi pembaca adalah dengan membuat orang baik dalam cerita menyakiti orang terdekatnya. Implementasi dari tips ini bisa kamu lakukan dengan banyak cara, namun intinya buat tokoh utama melakukan kesalahan yang fatal.

Misalnya begini;

Tokoh utama cerita memiliki kekasih yang sangat mendukungnya. Namun di suatu ketika kamu buat tokoh cerita ini seolah menyakiti kekasihnya dengan sengaja. Bisa ia berselingkuh, atau ia memperlakukannya dengan buruk, dan lain sebagainya. Lalu buat imbas dari perbuatannya ini tokoh utama justru mendapat hukuman dari orang-orang disekitarnya.

Hukuman itu bisa dalam bentuk ia dijauhi. Atau ia justru menghukum dirinya sendiri karena merasa bersalah. Apa pun itu, pastikan kamu membuat akibat perbuatan tokoh protagonis dalam cerita itu merugikan dirinya sendiri.

Dengan membuat tokoh cerita menyakiti orang yang mendukungnya, pembaca akan meragukan kebaikan tokoh cerita. Dan ini juga sangat efektif untuk mengembangkan karakternya dalam cerita.

5. Tunjukkan Sisi Baik dari Tokoh Jahat dalam Cerita

Jika empat tips sebelumnya selalu menggunakan tokoh protagonis atau tokoh utama, sekarang kamu bisa menggunakan tokoh antagonisnya. Caranya gampang, kamu hanya perlu menunjukkan sisi malaikat dari orang jahat yang ada dalam diri tokoh antagonis.

Anggaplah begini;

Kamu menulis sebuah cerita thriller pelaku pembunuhan yang tinggal di kota dan berprilaku layaknya orang biasa. Ia mungkin adalah pembunuh berantai yang sangat kejam. Namun sebelum kamu mengeskplorasi kekejamannya  untuk kamu tunjukkan kepada pembaca, perlihatkan dulu sifat-sifat baik yang ia miliki.

Misalkan ia gemar bersedekah, membantu orang lain, atau kebaikan-kebaikan yang terlihat jelas lainnya. Sementara pada sisi yang berbeda, kamu juga dapat membangun karakter tokoh protagonis yang justru tidak terlihat melakukan perbuatan mulia tersebut.

Intinya dengan cara ini, muncul sebuah kekaburan bagi pembaca untuk melihat siapa sebenarnya orang baik dan orang jahat dalam cerita tersebut.

Kesimpulan

Membuat kabur perbedaan antara orang baik dan orang jahat dalam penulisan cerita sangat efektif dalam cerita misteri. Namun jika kamu menggunakan teknik ini dalam penulisan cerita genre lain, hasilnya juga akan sangat menarik. Intinya ia dapat meningkatkan tensi cerita secara efektif.

Dengan mengaplikasikan 5 cara di atas, kamu sudah dapat membangun satu dunia cerita yang bukan saja menarik bagi pembaca, tapi juga membuat mereka tidak dapat dengan mudah mengenal orang baik dan orang jahat dalam kisah tersebut.

Dan itu adalah salah satu hal yang hebat bagi seorang penulis!

Jadi, selamat mencoba tipsnya, ya.



A Wan Bong

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 23 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan dan karya saya yang lain dapat dibaca pula pada beberapa tautan berikut;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts