Cara Melawan Kebiasaan Menunda-nunda dalam Menulis

Cara Melawan Kebiasaan Menunda-nunda dalam Menulis

Kebiasaan menunda-nunda dalam menulis adalah musuh terberat bagi para penulis baik ia pemula ataupun profesional. Penundaan memiliki indikasi yang hampir mirip dengan writer’s block dan keduanya sama-sama akan membuat produktivitas seorang penulis menjadi sangat buruk.

Nah, sebagai seorang penulis apa yang bisa kamu lakukan untuk melawan kebiasaan menunda-nunda seperti ini?

15 Cara Ampuh Melawan Kebiasaan Menunda-nunda dalam Menulis

Kebiasaan Menunda-nunda dalam Menulis

Mengetahui penyebab mengapa seorang penulis menunda-nunda pekerjaannya adalah langkah awal yang penting untuk mengatasi penyakit satu ini. Dengan mengetahui apa yang menyebabkan kamu menunda-nunda aktivitas menulis maka menemukan formulasi untuk melawannya juga akan lebih mudah.

Setelah kamu berhasil mengidentifikasi penyebab mengapa kamu menunda-nunda tulisanmu, sekarang Penulis Gunung akan membagikan 15 tips yang bisa kamu gunakan untuk melawannya.

1. Tetapkan Tujuan Penulisan yang Jelas

Tips pertama yang bisa kamu lakukan untuk melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis adalah menetapkan tujuan yang konkret atau jelas. Tujuan yang jelas akan memberikan kamu arah yang jelas pula. Dan itu sangat penting dalam dunia tulis-menulis.

Jadi, alih-alih dengan misalnya mengatakan:

  • “Saya akan menulis minggu depan.”
  • “Saya harus menulis buku dalam tahun ini.” Atau,
  • “Saya akan menyelesaikan cerpen saya bulan depan.”

Tapi gantilah dengan tujuan yang lebih jelas, misalnya:

  • “Saya akan menulis Selasa malam setelah sholat Isya, paling lambat jam 20:00 malam”
  • “Saya akan menulis setiap hari, minimal selama 30 menit.”
  • “Saya akan menulis 500 kata setiap hari.”

2. Bagi Tulisan dalam Bagian Kecil yang Mudah Dicapai

Menulis disertasi, thesis, atau buku novel dengan jumlah halaman hingga ratusan tentu saja adalah pekerjaan besar. Bagi beberapa orang hal ini terasa sangat menakutkan, bahkan pada saat membayangkannya saja.

Cara yang mudah untuk mengatasi hal ini adalah dengan membaginya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Bagian yang kecil secara psikologis akan memberikan otak persepsi untuk lebih mudah dalam mencapai dan menyelesaikannya.

Nah, untuk cara ini kamu misalnya dapat membagi tulisan yang banyak dan tidak mudah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Kamu bisa memulai dari membuat kerangkanya, menulis prolog, membuat outline, atau bahkan dengan melakukan riset penulisannya sendiri.

3. Mulailah dari yang Kecil

Kebiasaan Menunda-nunda dalam Menulis
Photo by picjumbo.com on Pexels.com

Setelah kamu membaginya dalam bagian-bagian yang kecil, sekarang kamu dapat memulai prosesnya dengan cara yang sama. Artinya kamu juga mengambil langkah yang kecil, sederhana,  dan dapat kamu capai dengan mudah.

Misalnya kamu membuat komitmen dengan memaksa dirimu sendiri untuk menulis selama 5 menit. Atau kamu juga bisa menggunakan komitmen dengan menulis setidaknya satu paragraf. Intinya mulai saja dari sesuatu yang terlihat sepele dan mudah untuk dilakukan.

Setelah kamu mencapai hal terkecil tersebut, kamu dapat memberikan sedikit kebebasan bagi dirimu  untuk beristirahat. Dengan kata lain, kamu hanya boleh beristirahat jika target kecil itu sendiri sudah kamu selesaikan.

4. Jangan Takut Membuat Kesalahan

Tisp keempat melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis adalah dengan berani membuat kesalahan. Hilangkan persepsi bahwa kamu harus menulis dengan sempurna setiap saat, bahkan jika kamu seorang penulis berpengalaman sekalipun.

Tekankan kepada diri kamu sendiri bahwa kamu tidak masalah dengan ketidaksempurnaan.  Jika tulisannya belum bagus, masih terdapat plot hole, atau ada kekurangan-kekurangan yang lain, terima saja. Adalah sebuah hal yang sangat lumrah dan normal tulisan tidak sempurna. Apalagi jika ini adalah draff pertama, hanya legenda yang jumlahnya 0,0001% dapat melakukannya dengan tanpa cela.

5. Fokus pada Menulis, bukan Menulis dengan Baik

Untuk melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis, kadang kamu harus melupakan dulu keinginan untuk menulis dengan kualitas terbaik. Jadi, buatlah tujuanmu sementara adalah menulis saja, bukan menulis dengan baik.

Dalam proses ini kamu dapat melupakan jika seandainya kamu melakukan kesalahan, karena fokusmu adalah menulis. Nantinya dalam proses editing, revisi, dan penulisan ulang, kamu dapat membenahi lagi tulisanmu untuk menghasilkan kualitas yang lebih baik.

6. Jangan Terpaku pada Penghalang, Bersikaplah Dinamis

Maksudnya begini; jika kamu merasa stuck atau terhenti ketika menulis sebuah bab dalam novel, maka jangan sampai hal itu menghentikanmu. Beralihlah ke bab lain yang sudah bisa kamu tuliskan, dan kamu bisa kembali lagi ke bab sebelumnya jika kamu merasa sudah memiliki inspirasi lagi.

Atau jika misalnya kamu memang merasa sedang jenuh dalam menulis, maka ambil waktu untuk melakukan hal yang berbeda. Kamu bisa berolahraga, jogging, membaca, naik gunung, atau kegiatan apa pun yang bisa membuat kamu merasa rileks kembali.

7. Cari Tahu Apa yang Kamu Takutkan, dan Atasi!

Kebiasaan Menunda-nunda dalam Menulis
Photo by Pixabay on Pexels.com

Hal ini memiliki pengertian bahwa kamu memperioritaskan apa yang benar-benar penting untuk kamu dan mengesampingkan apa yang tidak ada manfaatnya. Ketakutan-ketakutan yang tidak perlu dalam hal ini tidak perlu lagi membenani pikiranmu.

Misalnya begini:

Kamu merasa khawatir bahwa akan ada orang yang mengkritik tulisanmu dengan cara yang jahat. Atau kamu khawatir tentang komentar menyakitkan seseorang di media sosial yang tidak penting. Nah, jika itu yang kamu takutkan, maka kamu dapat mengatasinya dengan berpikiran bahwa apa yang dikatakannya memang tidak penting dan tidak perlu untuk kamu pikirkan.

8. Identifikasi Ganguan yang Mungkin Muncul dan Ambil Tindakan

Ini adalah dengan mencari tahu apa yang mungkin akan membuat kamu menunda-nunda menulis dan mengatasi masalah tersebut. Jadi dalam hal ini kamu mendiagnosis apa yang mungkin berpotensi mengganggu proses menulismu di waktu mendatang dan segera mengantisipasinya.

Misalnya media sosial adalah hal yang membuat kamu sering menunda-nunda, maka kamu dapat menonaktifkan media sosial selama menulis. Atau kamu juga bisa menonaktifkan jaringan internet selama kamu menulis supaya tidak ada yang bisa mengganggumu menyelesaikan sesi menulismu tersebut.

9. Patuhi Deadline untuk Diri Sendiri

Deadline menjadi sangat bagus untuk mendorong kamu untuk mematuhinya. Selain itu deadline juga dapat membantu kamu untuk belajar berkomitmen pada apa yang sudah kamu tetapkan.

Dengan cara ini kamu bisa memasang tenggat waktu untuk diri kamu sendiri dengan misalnya menetapkan waktu tertentu sebagai jatuh tempo penulisan. Kamu bisa mengirimkan draff tulisanmu kepada sahabat, teman, pacar, atau apapun sebagai dorongan bagi kamu ketika menetapkan deadline.

10. Sesuaikan Jadwal Menulis dengan Waktu Produktivitas

elderly woman busy writing
Photo by Los Muertos Crew on Pexels.com

Tips selanjutnya untuk melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis adalah dengan mengikuti siklus produktivitasmu sendiri. Artinya kamu menyusun jadwal waktu menulis yang disesuaikan dengan siklus waktu paling produktif yang kamu miliki.

Jika misalnya kamu memiliki waktu produktif pada saat menjelang sholat subuh atau selepas sholat tahajud, maka kamu bisa menggunakan waktu itu untuk menulis. Jadi, kamu dapat menjadwalkan untuk selalu menulis pada waktu-waktu tersebut untuk menambahkan produktivitasmu.

11. Buat Rutinitas yang Konsisten

Salah satu formulasi yang paling efektif untuk mengalahkan kebiasaan menunda dalam hal apa pun adalah disiplin. Nah, salah satu cara untuk mencapai disiplin adalah dengan menjadikan aktivitas menulismu sebagai rutinitas yang bisa kamu jalani secara konsisten.

Misalnya kamu menetapkan bahwa kamu akan menulis setiap hari sebelum sholat subuh. Supaya efektif, kamu dapat menjadikan hal tersebut sebagai sebuah rutinitas. Sampai kebiasaan menulis itu menjadi rutinitas, kamu harus memaksakannya dulu dengan konsistensi.

12. Evaluasi Tempat Menulis yang Kamu Gunakan

Studio menulis atau tempat khusus untuk menulis juga memiliki pengaruh terhadap produktivitas. Beberapa penulis misalnya terus menunda menulis karena merasa terganggu saat sudah berada di depan meja tulisnya. Ada banyak kebisingan yang merusak konsistensi membuat aktivitas menulis justru menjadi menjemukan.

Nah, jika hal ini terjadi pula pada kamu maka kamu perlu mengatasinya. Jika tidak mungkin bagi kamu untuk menghilangkan kebisingan tersebut, maka kamu bisa mencegahnya untuk mengganggu aktivitasmu. Kamu misalnya dapat menggunakan headphone saat sedang menulis untuk menetralisir suara yang bising.

13. Istirahat yang Cukup

Dalam jangka pendek, istirahat yang cukup memang membuat produktivitas kamu berkurang. Namun dalam jangka panjang, istirahat yang cukup justru akan membuat produktivitasmu menjadi lebih baik dan juga terjaga.

Dengan memberikan hak bagi tubuh kamu untuk mendapatkan cukup istirahat seperti tidur tepat waktu, kamu tentunya akan lebih sehat. Dengan hidup lebih sehat dan bugar, kamu juga akan bisa lebih mudah dalam berkonsentrasi dan menyelesaikan tulisanmu.

14. Maafkan Diri Sendiri atas Penundaan di Masa Lalu

white mug on red background
Photo by Stas Knop on Pexels.com

Wujud dari tips melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis satu ini misalnya adalah ketika kamu berhadapan dengan tugas lama yang harus kamu selesaikan sekarang karena penundaan. Nah, kamu bisa mengatakan kepada diri kamu sendiri dengan hal begini:

Seharusnya tugas ini sudah aku selesaikan sejak awal dan tidak menumpuk seperti ini. Namun bagaimana pun juga yang berlalu sudah berlalu. Sekarang aku tidak akan menunda-nunda untuk mengerjakannya lagi.”

15. Rayakan Kemajuan dan Proses

Tips terakhir yang bisa kamu lakukan untuk meningkatkan antusiasmu untuk menulis dengan disiplin dan membuang kebiasaan menunda-nunda adalah melakukan sedikit selebrasi atas progres tulisanmu. Misalnya kamu mengizinkan dirimu untuk menikmati mie ayam dan es campur di warung favoritmu jika kamu sudah menyelesaikan satu bab novel.

Dengan merayakan kemajuan dalam proses penulisan yang kamu lakukan, kamu akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berkembang. Respect yang kamu bangun atas pencapaianmu akan menstimulasi pikiranmu untuk semakin meningkatkan pencapaianmu di kemudian hari.

Kesimpulan

Ringkasnya, untuk melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis, pertama-tama kamu harus mencari tahu dahulu mengapa kamu menunda-nunda. Setelah kamu mengidentifikasi penyebabnya, kemudian kamu dapat menggunakan tips dan langkah cara melawan anti-penundaan yang relevan.

Nantinya kamu mungkin akan memulai untuk menetapkan tujuan yang jelas, membagi pekerjaanmu menjadi langkah-langkah yang kecil, mengatasi kekhawatiran akan sesuatu, dan lain sebagainya. Namun intinya, kamu akan menemukan formulasi yang tepat untuk melawan kebiasaan menunda-nunda dalam menulis tersebut.

Kamu butuh ghost writer profesional untuk menuliskan sesuatu yang penting bagimu?


A Wan Bong

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga tutor kelas menulis. Saya telah menulis 40 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan dan karya saya yang lain dapat dibaca pula pada beberapa tautan berikut;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *