5 Elemen Cerita Fiksi Paling Penting dalam Penulisan Novel

Elemen Cerita Fiksi

Paling tidak ada 5 elemen cerita fiksi yang paling penting dalam setiap penulisan novel atau pun cerpen. Kelima elemen ini adalah struktur dasar yang menjadikan sebuah cerita fiksi menjadi sempurna. Tanpa kelima elemen ini, cerita fiksi tidak mungkin dapat terbangun, walaupun kamu memiliki ide cerita yang bagus.

Nah, apa saja elemen paling penting dalam penulisan cerita fiksi yang berbentuk cerpen atau pun novel?

Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Kamu punya kisah hidup menarik untuk dijadikan buku namun bingung cara menuliskannya?

5 Elemen Cerita Fiksi Paling Penting dalam Setiap Penulisan Novel atau Cerpen

Menulis fiksi menjadi sesuatu yang menarik banyak orang pada saat ini.

Profesi penulis mulai dilirik sebagai salah satu profesi yang menjanjikan untuk digeluti. Penghasilan yang lumayan dengan karya-karya yang bikin bangga, telah menjadikan magnet bagi lebih banyak orang untuk menulis. Dan sebagian besar dari mereka, hampir selalu memilih fiksi untuk mengawalinya.

Menulis fiksi memang terlihat jauh lebih mudah daripada menulis non-fiksi. Meskipun demikian, pemahaman elemenelemen struktur fiksi yang menjadi pokok penting pembangun cerita juga tidak dapat kamu abaikan. Sayangnya bagi banyak penulis pemula, bagian ini seringkali tidak terlalu mereka perhatikan.

Pada dasarnya elemen cerita pendek dan eleman novel tersusun oleh pondasi yang sama. Hanya saja ada perbedaan kuantitas dan kompleksitas yang kemudian mendefiniskan kedua jenis cerita fiksi tersebut. Novel secara umum memiliki kuantitas dan kompleksitas elemen yang lebih besar.

Akan tetapi pada dasarnya, baik cerpen atau novel, memiliki elemen prosa cerita yang sama. Untuk menulis cerita dalam bentuk cerpen mau pun novel dengan baik, kamu perlu memahami apa saja yang menjadi elemen pentingnya.

Lantas, apakah 5 elemen tersebut?

Berikut rinciannya.

BACA JUGA:

1. Elemen Pertama: Alur Cerita atau Plot Cerita

Elemen penting pertama dalam penulisan cerita fiksi adalah plot atau alur cerita.

Plot adalah alur cerita yang menjadi arah penulisan yang kamu lakukan. Plot akan selalu melekat dimana pun karakter berada dan apa pun yang dilakukannya. Selain itu, plot juga selalu ada dalam kejadian apa pun yang terjadi sepanjang penulisan cerita yang kamu lakukan.

Kumpulan kejadian-kejadian yang direkayasa sepanjang cerita akan menjadi pembangun bagi ternbentuknya alur cerita keseluruhan yang kemudian dapat kamu sampaikan dalam sinopsis umum. Sementara kejadian tunggal yag berlangsung sepanjang jalan cerita adalah bangunan yang saling terkait sebagai pembentuk alur utuh.

Kemampuan kamu membangun elemen cerpen atau novel yang terdiri dari kepingan-kepingan kejadian dalam bentuk alur atau plot, adalah bagian penting dari elemen penulisan cerita fiksi yang pertama.

2. Elemen Kedua: Latar atau Setting

Elemen kedua dalam penulisan cerita fiksi baik dalam bentuk cerpen atau novel adalah setting atau latar. Setting merupakan tempat dimana sebuah plot berlangsung dan karakter melakukan aksinya. Dalam cerita fiksi, setting sangat penting dan kedudukannya sama dengan plot atau karakter itu sendiri.

Setting sendiri tidak harus sesuatu yang realistis. Pada penulisan fiksi ilmiah atau jenis cerita tertentu, setting dapat berlaku secara imajiner.

Namun sebagai elemen dari fiksi yang kuat, setting atau latar imajiner akan sangat bergantung dari seberapa baik kamu mendeskripsikan detail latar cerita yang kamu tulis.

Penting juga untuk kamu fahami bahwa latar atau setting tidak hanya berarti tempat saja.

Kondisi pemikiran, keyakinan agama, pilihan politik, adat istiadat, atau prinsip dogma-dogma, juga dapat menjadi setting sebuah cerita.

3. Elemen Ketiga: Karakter atau Tokoh Cerita

Elemen ketiga dalam penulisan cerita fiksi adalah karakter atau tokoh. Karakter sendiri merupakan sosok objek yang diceritakan dalam plot dan juga setting. Secara prinsip, semakin spesifik kamu melukiskan satu karakter dalam cerita fiksi, maka semakin kuat pula kemudian karakter tersebut akan terbentuk.

Umumnya masyarakat mengenal dua karakter paling menonjol saja dalam penulisan fiksi yaitu karakter baik atau protagonis, dan karakter jahat atau antagonis. Namun hakikatnya, elemen cerita fiksi dalam bentuk karakter tidak sesederhana itu saja. Selain tokoh protagonis dan antagonis, ada juga istilah karakter mentor, karakter support, figuran dan lain sebagainya.

Intinya Cerita fiksi adalah cerita yang dibuat berdasarkan rekaan imajinasi penulis sendiri.

Nah, pada umumnya untuk membuat cerita fiksi menjadi lebih hidup dan menyentuh bagi pembaca, seorang penulis membuat pula beberapa karakter pembantu yang akan mendukung elemen ceritanya menjadi lebih kompleks.

4. Konflik Cerita atau Masalah

Elemen keempat dalam penulisan cerita fiksi adalah konflik. Konflik atau permasalahan harus ada dalam setiap cerita fiksi. Semakin dramatis konflik yang bisa tuliskan, maka akan semakin besar pula dampaknya bagi keseluruhan cerita.

Konflik memegang peranan penting dalam setiap penulisan cerita jenis apa pun. Bahkan jika itu bukan fiksi.

Namun dalam fiksi, kamu tentu saja dapat mendesain sebuah konflik sesuai dengan kemauanmu sendiri. Dan penting pula dalam penulisan cerita fiksi bahwa konfliknya haruslah kuat dan menyeret sisi emosional berbagai karakter di dalamnya.

Beberapa penulis pemula menghindari tokoh-tokohnya dari berbagai masalah sebagai cara mereka untuk memuja kesempurnaan karakter cerita. Akan tetapi para penulis berpengalaman sudah pasti tahu bahwa hanya dengan konflik dan permasalahan yang rumit, ketangguhan karakter cerita dapat teruji.

5. Tema Cerita dan Gaya

Hal terakhir yang menjadi elemen penting dalam penulisan fiksi adalah tema atau topik cerita. Ini semacam topik pokok garis besar cerita yang kamu tuliskan. Tema cerita dapat pula diindetifikasi dengan membuat sebuah pertanyaan mengenai; pesan apa yang ingin kamu sampaikan dalam cerita yang kamu tulis tersebut?

Ada banyak tema penulisan yang bisa kamu pilih.

Ketika kamu sudah punya garis besar cerita untuk ditulis, memilih tema bukan sesuatu yang sulit. Kamu bisa memilih tema percintaan, peperangan, kepahlawanan, persahabatan, pengkhianatan, dan berbagai topik penulisan fiksi lainnya.

Selain tema, gaya juga adalah elemen cerita yang seharusnya kamu miliki dalam setiap penulisan fiksi. Gaya atau style adalah pilihan cara kamu menceritakan sesuatu dengan kata, kalimat dan teknis story telling yang khas dari kamu. Style berkorelasi erat dengan branding image seorang penulis.

Pembaca kadang tidak begitu jatuh cinta dengan ceritanya. Atau tidak begitu tertarik dengan tema penulisannya sendiri. Namun, jika ia sudah jatuh cinta dengan style menulis sang penulis, maka ia kemungkinan besar akan membaca semua tulisan karya penulis tersebut.

Nah, itu adalah 5 elemen cerita fiksi yang paling penting dalam setiap penulisan. Umumnya para penulis pemula sekali pun sudah menggunakan 5 elemen ini dalam tulisan mereka.

Hanya saja agar cerita fiksi yang kamu tulis dapat berkembang lebih sempurna, maka kamu harus disiplin melatih dan mempraktikkannya.

Selamat mencoba!

BACA JUGA:


Tingkatkan skill menulismu

Yuk, gabung di Kelas Menulis Online Penulis Gunung dan keterampilan menulismu akan naik satu level


Penulis terbaik

Anton Sujarwo

Saya adalah seorang penulis buku, content writer, ghost writer, copywriters dan juga email marketer. Saya telah menulis 19 judul buku, fiksi dan non fiksi, dan ribuan artikel sejak pertengahan tahun 2018 hingga sekarang.

Dengan pengalaman yang saya miliki, Anda bisa mengajak saya untuk bekerjasama dan menghasilkan karya. Jangan ragu untuk menghubungi saya melalui email, form kontak atau mendapatkan update tulisan saya dengan bergabung mengikuti blog ini bersama ribuan teman yang lainnya.

Tulisan saya yang lain dapat dibaca pula pada website;

Saya juga dapat dihubungi melalui whatsapp di tautan ini.

Fortopolio beberapa penulisan saya dapat dilihat disini:

Related Posts

%d blogger menyukai ini: